Apakah Masuk Kedokteran itu Harus Pintar?

Profesi dokter seringkali dijadikan pekerjaan yang berprestise tinggi. Jika banyak sekali pertanyaan apakah masuk kedokteran itu harus pintar? Maka jawabannya adalah tentu saja. Meski begitu, dokter tidak boleh hanya sekedar pintar. Ada banyak kemampuan penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter agar sukses saat bekerja di lapangan.

Untuk syarat menjadi dokter silahkan baca artikel syarat masuk fakultas kedokteran.

Apakah Masuk Kedokteran itu Harus Pintar?

1. Dokter harus pintar berkomunikasi

Berkomunikasi yang baik akan terjalin secara dua arah. Dalam hal ini, dokter akan berperan sebagai pendengar dari setiap masalah pasiennya sebelum menyimpulkan dan memberikan solusi.

Sebagai dokter, kamu tidak akan bisa mendiagnosa secara tepat masalah tanpa membiarkan mereka menyampaikan keluhan terlebih dahulu. Satu faktor yang berbeda akan memiliki perbedaan kesimpulan diagnosa.

Komunikasi yang baik juga berarti dokter memiliki mimik yang ramah, tanpa menyepelekan apa saja yang menjadi keluhan sang pasien. Dokter juga perlu memberikan waktu kepada pasien untuk menjelaskan.

Sebalikya, dokter juga harus menjelaskan segala sesuatunya dengan jelas, tidak banyak menggunakan terminologi, jujur, lugas, dan memberikan harapan meskipun di saat yang sulit.

2. Teratur dan teliti

Balajar untuk menjadikan segala sesuatunya teratur dan menjadi pribadi yang teliti sudah dibiasiakan sejak usia muda. Anak-anak sekolah dituntut untuk memakai atribut sekolah tertentu sesuai hari, mematuhi peraturan sekolah, dan membuat jadwal pelajaran bukanlah tanpa alasan. Keteraturan akan membuat pola pikir yang sistematis dan ini memang seharusnya dimiliki setiap orang.

Bagi seorang dokter, mampu menjadi orang yang teratur dan teliti adalah hal yang wajib. Untuk memastikan diagosa, biasanya mereka merekomendasikan pasiennya berbagai tes tertentu untuk menjawab dari setiap permasalahan.

Hasil tes tersebut akan menjadi jembatan komunikasi antara dokter dan pasien. Dokter pun wajib menyampaikannya dengan jelas setelah memeriksanya dengan teliti.

3. Bersikap peduli

Pasien tidak akan peduli kamu menjadi seorang dokter lulusan universitas mana, berapa IPK kamu semasa kuliah, atau pernah menjadi mahasiswa yang berprestasi. Mereka juga tidak akan perduli bahkan jika kamu pernah memenangkan penghargaan terkait penelitian sekalipun. Saat mereka datang, mereka berharap banyak pada kamu untuk bisa menyelesaikan masalah mereka.

Tentunya, mereka ingin diperlakukan dengan baik di tangan orang yang tepat. Biasanya mereka mengingingkan seorang dokter yang bisa peduli terhadap keadaan mereka, bisa dipercaya, dan menjadi pendengar yang baik. Kepedulian seorang dokter bisa ditunjukkan dengan aktif mendengarkan dan memberi pertanyaan yang bersifat terbuka.

Ada banyaak hal yang biasanya membuat pasien merasa dirinya menjadi bernilai. Dokter biasanya bertanya di mana pasien bekerja atau bagaimana keluarga sang pasien. Pembicaraan hal kecil seperti itu akan menunjukkan bahwa dokter tertarik dengan orang yang diperiksa. Membangun relasi dengan kepedulian haruslah dilatih bahkan sebelum menjadi seorang dokter.

4. Selalu ingin tahu

Pertanyaan apakah masuk kedokteran itu harus pintar bisa dijawab bahwa setiap mahasiswa haruslah memiliki sikap selalu ingin tahu atau serba penasaran. Menjadi pintar saja tidaklah cukup jika kamu tidak berani berpikir lebih dari ilmu yang sudah didapatkan. Dokter harus banyak mencari tahu dari berbagai faktor dan variabel agar hasil diagnosanya tepat.

Terutama saat co-ass, mahasiswa kedokteran akan belajar untuk mengetahui berbagai gejala yang dialami pasien. Nantinya, mereka akan belajar bagaimana untuk menyimpulkan hal yang sedang terjadi. Bersikap seperti ini tentunya memerlukan kerja yang ekstra, belajar dan diskusi lebih banyak, juga butuh waktu seperti mengumpulkan riwayat detil mengenai sang pasien.

5. Memiliki sikap suportif

Selain pintar berkomunikasi, menjadi seorang mahasiswa kedokteran juga patut memiliki sikap yang suportif. Sikap ini sangatlah dibutuhkan mengingat bahwa mereka akan berprofesi yang berhubungan dengan orang lain yang mengalami masalah. Cara bicara tidak boleh mengeluarkan kata yang negatif dan memberikan bahwa adanya harapan agar kesehatan mereka membaik.

Sikap sportif juga bisa ditunjukkan dengan cara membantu pasien untuk memenuhi apa saja yang mereka butuhkan. Contohnya adalah dengan memberi petunjuk tentang sstem kesehatan yang tepat untuk mereka, spesialis yang harus ditemu, mudah bertemu saat pasien benar-benar daam keadaan darurat, dan memastikan bahwa obat yang mereka butuhkan tidak sulit untuk didapatkan.

6. Mampu bekerja sama

Tidak hanya bekerja sama dengan pasien, seorang dokter juga harus bisa membina hubungan, keja sama, dan komunikasi yang baik dengan sistem kesehatan lainnya. Terutama dokter spesialias, mereka harus bisa bekerja sama dengan dokter umum terutama mengingatkan pasien kapan harus melakukan pengecekan, tes tertentu atau jadwal pemeriksaan.

Tentunya, kemampuan ini harus bisa dibina bahkan sebelum menjadi seorang mahasiswa kedokteran. Berlatih dengan percaya pada orang lain dan tegas dalam pembagian tugas akan membuat kamu dapat bekerja sama. Profesi dokter bukanlah tugas satu orang saja, melainkan menjalankan sebuah sistem. Bekerja sama juga bisa meningkatkan efiesiensi dan keefektifan dari segi hasil.

7. Terus belajar

Sikap yang satu ini adalah bahwa kamu merasa selalu kurang dengan ilmu yang sudah didapatkan. Profesi yang satu ini memiliki sistem yang dinamis di mana banyak sekali penemuan terbaru mulai dari bakteri, virus, dan juga berbagai jenis penyakit. Meskipun kamu sudha menjadi seorang dokter, kamu tetap harus terus belajar di samping mendedikasikan diri kepada orang banyak.

Agar tetap efektif, kamu perlu membuka ruang diskusi, menghadap seoang mentor, bahkan menghadiri berbagai seminar. Sikap yang tekun adalah sisi lain daripada kecerdasan yang sudah pasti harus dimiliki oleh seorang dokter. Dengan begitu, baik sebagai mahasiswa maupun dokter, kamu bisa sukses karena mengikuti perkembangan di bidang kedokteran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

5 Tips Lolos Kedokteran UGM dan UI Sekaligus, Berdasarkan Pengalaman!

Tips Lolos Kedokteran – Salah satu kisah inspiratif dari Fatrian Dwicahya, yang pern…