Salah satu cabang perlombaan yang paling sering diadakan sewaktu SMA ialah story telling. FYI guys, hampir semua universitas di Indonesia pernah mengadakan perlombaan story telling baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun nasional. Yup, sewaktu SMA dulu penulis juga sering banget nih mengikuti cabang lomba Bahasa Inggris satu ini.
Oleh karena itu, di kesempatan kali ini penulis ingin membagikan beberapa langkah membuat teks story telling khusus untuk kamu. Lumayan lho gengs, lomba story telling yang kamu ikuti di SMA bisa menjadi pengalaman sekaligus salah satu pendukung untuk masuk ke perguruan tinggi impian. So, yuk langsung scroll ulasan di bawah ini ya!
Cara Membuat Teks Story telling Menarik untuk Lomba
1. Riset cerita yang kamu pilih
Cara membuat teks story telling yang pertama ialah melakukan riset. Namun, kamu perlu tahu kalau pembagian tema dalam story telling dibagi menjadi dua guys. Pertama, kamu akan mendapatkan tema secara umum seperti Climate Change Crisis, Humanity Behind Around World, dan berbagai tema yang ga lebih dari 1-2 baris.
Kedua, universitas atau penyelenggara langsung memberikan beberapa teks story telling. Misalnya, teks Beauty and The Beast, Malfiecent, Pinokio, dan lain sebagainya. Tugasmu ialah memodifikasi teks tersebut.
Apabila kamu mendapatkan jenis pembagian pertama, maka hal yang wajib kamu lakukan ialah membaca berbagai isu tentang tema yang diberikan. Setelahnya ambil satu cerita yang menurutmu menarik dan sepertinya jarang dibahas oleh media-media lainnya.
Sementara itu, ketika kamu mendapatkan pembagian tema kedua maka kamu juga wajib melakukan riset tentang cerita tersebut gengs. Mulai dari latar belakang sampai berbagai versi berbeda dari tiap negara atau masa.
2. Menentukan tokoh
Salah satu cara membuat teks story telling yang menarik ialah mengambil sudut pandang yang juga unik gengs. Setelah melakukan serangkaian riset panjang dan membaca banyak artikel, maka tiba saatnya kamu menentukan siapa “kamu” dalam cerita ini.
Misalnya, dalam teks story telling Snow White. Umumnya para peserta akan mengambil sudut pandang sebagai Snow White, nenek penyihir, atau bahkan kurcaci ketika menceritakan teks ini.
Akan tetapi, bagaimana jika kamu mengambil sudut pandang orang ketiga? Yup, seseorang di luar cerita. Mungkin menjadi sepupu jauh Snow White yang datang berkunjung, menjadi anak yang sedang time traveller ke buku dongeng Snow White, atau bahkan menjadi buah apel!
Pilihlah sudut pandang penceritaan yang unik dan tidak biasa gengs. Kamu juga boleh kok merekayasa “siapa diri kamu” dalam teks story telling.
3. Mengubah latar cerita
Sstt, cara membuat teks story telling kali ini menjadi salah satu hal yang membuat penulis sukses memenangkan beberapa perlombaan stortell gengs. Tahu ga sih, kebanyakan peserta pasti membawakan cerita dengan latar yang sama.
Misalnya dalam cerita Cinderella. Penulis pernah sekali memodifikasi cerita ini gengs. Penulis tidak membawakannya di abad lampau ketika ada kereta kuda, buah labu, dll. Melainkan penulis membawakan Cinderella di masa kini.
Contohnya saat scene kedatangan kereta. Penulis menggantinya dengan adegan Cinderella yang sedang menunggu gojek atau grab. Kemudian kedatangan peri labu yang menyamar sebagai kurir paket COD, dan lain-lain.
Kamu bisa menyesuaikannya dengan genre cerita yang ingin kamu terapkan. Hal terpenting ialah kamu tidak mengubah plot dari cerita tersebut gengs.
4. Kombinasi plot
Selain mengubah beberapa latar cerita menjadi lebih menarik dan unik, maka jangan lupa untuk tetap melakukan kombinasi plot. Jangan sampai kamu mengganti semua latar cerita yang ada dalam teks yang diberikan, kecuali kamu memang mendapatkan jenis pembagian tema versi pertama.
Ga hanya itu, plot yang unik dengan plot sebenarnya harus dibagi rata ya gengs. kalau terlalu banyak plot asli akan membosankan, tetapi terlalu banyak plot baru juga akan memberi kesan perubahan yang berlebihan.
5. Narasi Vs Dialog
Teks story telling juga ga terlepas dengan yang namanya narasi maupun dialog. FYI, terkadang ada beberapa lembaga atau juri yang menyukai jenis teks story telling lama. Dimana hampir 90% terdiri dari narasi.
Sementara itu, juga ada beberapa juri yang menyukai jenis story telling drama. Dimana banyak adegan dialog, gestur yang ekspresif, dan hampir mirip dengan drama tetapi seorang diri.
Untuk mengetahui hal ini kamu bisa melihat di kanal Youtube lomba stortell yang hendak diikuti versi tahun lalu. Namun, ketika kamu ga menemukan video yang berkaitan maka saran guru penulis ialah menggunakan 60% narasi dan 40% drama.
Kamu juga bisa mengikuti techinal meeting dan membaca rules yang diberikan. Bahkan penulis pernah mengikuti lomba story telling yang mengharuskan bercerita sembari duduk. Penggunaan kostum dan properti pun tidak diperbolehkan.
Eits, Jangan Lakukan Ini Gengs!
1. Mengubah alur cerita
Yup, dalam cara membuat teks story telling di atas penulis sempat menyinggung mengenai perubahan alur cerita bukan? Khusus apabila kamu telah mendapatkan teks dari penyelenggara maka jangan sampai mengubah alur cerita utama.
Seperti plot cerita Cinderella. Jika ending cerita Cinderella akan hidup bahagia dengan sang pangeran, maka dalam ceritamu jangan sampai Cinderella malah hidup malang dan berbeda dari ending sesungguhnya.
Pastikan kamu menemukan benang merah utama dari teks yang akan kamu bawakan. Berbeda jika penyelenggara hanya memberikan tema, maka kamu bebas bereksplorasi tentang cerita yang akan dibawakan.
2. Menggunakan properti secukupnya
Penulis ingat salah satu pengalaman mengikuti lomba story telling dimana peserta membawakan berbagai macam properti dan mengenakan kostum cendrawasih dengan bulunya yang besar.
Awalnya penulis kira akan sangat keren peserta tersebut. Namun ternyata, isi cerita yang dibawakan memang tak terlalu unik. Justru pakaian tersebut mengganggu peserta dalam bercerita sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya dilakukan seperti menggaruk kepala, membenarkan bulu berulang kali, dll.
FYI, salah satu cara membuat teks story telling juga dengan memperhatikan penggunaan benda di dalam teks. Pastikan kamu membawa benda-benda yang penting dan memiliki makna khusus. Kamu juga bisa mencetak latar tempatmu bercerita di kertas A3.
3. Blocking
Setelah mengikuti berbagai cara membuat teks story telling maka saat eksekusi ada satu hal penting yang ga boleh kamu lupakan. Apa tuh? Blocking. Ketika kamu perform, melakukan dialog, maupun membacakan narasi, pastikan kamu tidak melakukan blocking.
Kamu bisa memiringkan tubuhmu ketika melakukan dialog. Menghadap lurus ketika membawakan narasi. Maupun berputar sebagai ganti adegan atau perubahan waktu dalam teks yang kamu bawakan gengs.
Nah, itu tadi beberapa cara membuat teks story telling sekaligus tips singkat dari penulis. Cabang perlombaan ini menurut penulis cukup seru untuk diikuti. Menyenangkan dan sangat challenging juga gengs.
So, kamu yang hendak mengikuti lomba story telling jangan lupa tetap semangat ya!