Ini Dia 5 Jenis Daftar Pustaka yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Membuat Skripsi

Daftar pustaka menjadi salah satu hal yang tak boleh terlewatkan dalam membuat jurnal bahkan esai, terutama di kalangan mahasiswa. Untuk kamu siswa SMA atau SMP mungkin masih cukup asing dengan istilah daftar pustaka, padahal komponen ini sangat penting dan akan membantumu di kemudian hari. 

Oleh karena itu, pada artikel kali ini, penulis akan membagikan info mengenai jenis-jenis daftar pustaka yang sering banget digunakan oleh mahasiswa. Yap, jangan salah, daftar pustaka sendiri bermacam-macam tergantung penggunaan dan jenis tugas yang kamu kerjakan guys.

So, tanpa menunggu lama, yuk langsung simak ulasannya di bawah ini ya!

Apa Sih Daftar Pustaka Itu? 

jenis daftar pustaka

Yap, ketika kamu memasuki bangku perkuliahan umumnya akan sering kamu temui dosen atau bahkan asdos yang memintamu untuk mencantumkan daftar pustaka di setiap makalah atau bahkan esai yang telah kamu selesaikan. 

Daftar pustaka sendiri secara sederhana merupakan sebuah cara yang digunakan untuk menginformasikan sumber-sumber dari tulisanmu. Hal ini juga membantumu untuk memperkuat apakah sumber yang kamu gunakan ini kredibel untuk menjadi sebuah rujukan atau tidak. 

Oleh karena itu, wajar apabila dalam skripsi atau makalah nanti, kamu akan diminta untuk mencantumkan sebuah daftar pustaka. Dosen atau asdos sendiri bisa mengecek apakah tulisanmu ini benar merujuk pada sumber tersebut atau karangan belaka, terutama mengenai data atau fakta yang kamu cantumkan di karya tulis tersebut. 

Unsur-unsur Penting Dalam Daftar Pustaka

jenis daftar pustaka
Image by Dariusz Sankowski from Pixabay

Sebelum mengetahui berbagai jenis daftar pustaka, ada baiknya kamu mengetahui beberapa unsur daftar pustaka yang selalu ada di beragam jenisnya. Unsur ini tergolong penting untuk kamu ingat karena menjadi poin paling utama dari sebuah daftar pustaka. Yuk, ketahui beberapa unsurnya di bawah ini ya!

1. Judul Buku

Yap, unsur paling utama dari sebuah daftar pustaka adalah judul buku. Tidak akan mungkin ada sebuah daftar pustaka tanpa adanya judul buku guys, jadi judul buku merupakan komponen paling utama dan terpenting dalam sebuah daftar pustaka. 

Umumnya, penulisan judul buku dalam sebuah daftar pustaka ditulis setelah penulis dan juga tahun terbit. Oh iya, penulisannya pun harus menggunakan huruf miring atau italic ya guys. 

2. Nama Penulis

Next, yang tak kalah penting dari judul buku adalah nama penulis buku tersebut guys. Yap, nama penulis menjadi sebuah identitas yang tidak bisa lepas dari terbentuknya sebuah daftar pustaka. 

Umumnya, penulisan nama penulis dalam sebuah daftar pustaka dimulai dari nama belakang atau nama keluarga terlebih dahulu. Kemudian, disusul dengan tanda koma lalu nama depan dan nama tengah dari penulis tersebut. 

Misalnya, penulis Ika Natassa. Maka dalam sebuah daftar pustaka ditulis dari Natassa, Ika. Setelahnya jangan lupa diakhiri dengan tanda titik juga ya guys. 

3. Nama Penerbit

Selain judul buku hingga nama penulis, yang tak boleh ketinggalan lagi adalah nama penerbit. Biasanya nih nama penerbit diletakkan paling terakhir dalam sebuah daftar pustaka, tepatnya setelah tempat terbit dari buku tersebut guys. 

Ada banyak nama penerbit yang mungkin asing bagi sebagian dari kamu, tetapi layak dan umum kamu temui apabila sedang mencari referensi. Mulai dari Gramedia, Bentang, Jalasutra, hingga penerbit lawas seperti Hasta Mitra

4. Tahun terbit

Eits, ga boleh ketinggalan ada tahun terbit. Tentunya ada pertanyaan yang terlintas bagi sebagian dari kamu bukan, untuk apa sih tahun terbit itu? Keberadaan tahun terbit mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang, tetapi sangat penting lho. 

Kamu pasti tahu bahwa terkadang terdapat buku baik dalam negeri maupun terjemahan yang seringkali mengalami revisi bahkan setelah diedarkan di pasaran. Nah, hal inilah manfaat dari tahun terbit yakni untuk melakukan track terhadap suatu buku, berhubungan dengan isi maupun interpretasi di dalamnya yang mungkin saja berbeda seiring dengan tahun yang diterbitkannya. 

5. Tempat Terbit

Unsur penting yang terakhir dalam sebuah daftar pustaka adalah tempat terbit. Yap, tempat terbit umumnya terletak setelah judul buku yang ditulis dengan italic, kemudian diakhiri dengan tanda hubung titik dua, lalu disambung dengan nama penerbit dari buku tersebut guys. 

Terlepas dari beberapa unsur utama di atas, ternyata seringkali ada perbedaan atau penyimpangan penulisan daftar pustaka sesuai jenisnya. Maka dari itu, penulis juga hendak mencantumkan beberapa jenis daftar pustaka yang mungkin sering kamu dengar atau pernah diminta dosenmu ketika usai menyelesaikan sebuah makalah atau esai guys. Yuk, lanjut kepoin!

Jenis-Jenis Daftar Pustaka

jenis daftar pustaka
Image by Chloe Strong from Pixabay

1. APA Style

Jenis daftar pustaka yang pertama dan mungkin paling umum untuk kamu temui adalah APA style atau American Psychological Association. Jenis ini umumnya tidak menggunakan tempat penerbitan dan hanya mencantumkan nama penerbitnya guys. Tidak hanya itu, untuk tahun terbit umumnya diberi tanda kurung. Berikut contohnya:

Natassa, Ika. (2007). A Very Yuppy Wedding. Gramedia Pustaka Utama. 

2. ASA Style

Selain APA, ada jenis daftar pustaka yang juga sering digunakan oleh mahasiswa yang ada di Indonesia guys, bahkan namanya pun mirip yaitu ASA Style atau American Social Association Edisi ke-6. Berikut cara penulisannya guys:

Natassa, Ika. 2007. A Very Yuppy Wedding. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 

3. Vancouver Style

Next, jenis daftar pustaka berikutnya juga tak kalah umum kamu jumpai guys. Daftar pustaka kali ini akrab dikenal dengan nama Vancouver Style. Gaya satu ini sangat umum digunakan oleh mahasiswa kedokteran karena tidak memerlukan banyak tempat, sehingga dapat mengurangi jumlah halaman. 

Gaya ini umumnya digunakan sebagai bantuan rujukan secara tepat atau detail karena memuat nama pengarang, judul buku, edisi, tempat publikasi, penerjemah apabila ada, penerbit, tanggal publikasi, dan lokasi dari rujukan tersebut. Berikut contohnya guys:

Natassa, Ika. A Very Yuppy Wedding. Cetakan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (masukan halaman yang menjadi rujukan). 

4. Harvard Style

Selanjutnya, ada jenis daftar pustaka lain yang bernama Harvard Style. Jenis satu ini bisa dibilang mirip-mirip dengan gaya Vancouver Style di atas. Memang cukup rumit, tapi cukup umum juga digunakan oleh mahasiswa atau mereka yang hendak menulis karya ilmiah atau publikasi ilmiah guys. Berikut contohnya:

Natassa, Ika 2007, A Very Yuppy Wedding, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 

Yap, terlihat cukup berbeda ya dari jenis APA Style atau bahkan ASA Style yang terkesan lebih ringan dan mudah untuk dilakukan. Di jenis daftar pustaka ini, kamu harus benar-benar memperhatikan tanda baca ya guys.

5. Chicago Style

Jenis daftar pustaka yang terakhir adalah Chicago Style. Jenis satu ini mungkin agak asing bagi mahasiswa di Indonesia karena tidak terlalu sering digunakan seperti Vancouver atau APA Style, tetapi ada baiknya juga untuk kamu ketahui guys. 

Untuk penulisannya sendiri agak berbeda dengan APA Style, yakni mencantumkan adanya tempat penerbitan tepat sebelum nama penerbitnya. Berikut adalah contohnya yang bisa kamu simak guys. 

Natassa, Ika. 2007. A Very Yuppy Wedding. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 

Yap, di atas adalah beberapa macam daftar pustaka yang wajib banget kamu ketahui khususnya bagi mahasiswa baru. Daftar pustaka sendiri akan secara umum kamu jumpai dalam berbagai tugas kuliah, hingga tulisan-tulisan akademis yang akan membantumu selama belajar guys. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Cara Jitu Melawan Rasa Malas

Hei kamu yang masih hobi rebahan dan malas malasan,masih banyak lho kegiatan produktif yan…