Ceramah apa saja yang telah kamu dengarkan pada hari ini? Memang kehidupan kita tidak bisa lepas dari mendengarkan atau “tiada hari tanpa menyimak”. Tidak salah juga apabila setiap hari kita banyak menyimak ceramah. Dari situlah kita memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan.
Nah, hari ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai ceramah dalam materi Bahasa Indonesia kelas 11 bab 3. Apakah kamu sudah siap teman-teman? Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini ya.
Bab 3:
Mengelola Informasi dalam Ceramah
A. Mengidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan Aktual yang Disajikan dalam Ceramah
Jika ingin tampil di depan umum, salah satu kegiatan berbicara yang bisa kamu lakukan adalah ceramah. Dengan berceramah, kita akan membagi pengetahuan dari apa yang kita kuasai. Bahkan, melalui ceramah, kita dapat berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain
Selain itu, ada pula yang disebut dengan pidato dan khotbah. Untuk memahami kedua hal tersebut, cermatilah perbedaan di antara keduanya.
1. Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif, yakni berisi ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu.
2. Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan.
Jenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Informasi berdasarkan fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi. Yang termasuk informasi jenis ini adalah informasi yang menambah pengetahuan, informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), dan informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan).
Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita pendek, karikatur, dan komik.
2. Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Di media massa dikenal berbagai bentuk penyajian yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi.
3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara.
4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya dibedakan itu, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek.
B. Menyusun Bagian-Bagian Penting dari Permasalahan Aktual
Menelaah Bagian-Bagian Penting dalam Teks Ceramah
Penting atau tidaknya suatu uraian dapat pula berdasarkan kebermanfaatannya. Apabila bagian itu dianggap bermanfaat atau sangat perlu diketahui, maka bagian itulah yang penting. Sementara itu, pernyataan lain yang kurang bermanfaat atau sudah diketahui maksudnya, maka bagian itu bukanlah hal penting.
Dengan demikian, penting tidaknya suatu uraian bisa berbeda antara pendengar yang satu dengan pendengar yang lainnya. Meskipun demikian, berdasarkan paparan yang tersaji dalam teks ceramah itu, suatu informasi dianggap penting apabila informasi itu bersifat umum yang merangkum atau menjadi dasar uraian-uraian lainnya.
Menemukan Kalimat Majemuk Bertingkat dalam Teks Ceramah
Yang dimaksud dengan kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antara klausa tidak sederajat. Salah satu unsur klausa ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lain sebagai anak kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
1. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh: Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit.
2. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan.
Contoh: Kejelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka.
3. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.
Contoh: Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak ada suatu apa pun yang terjadi.
4. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.
Contoh: Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak.
5. Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya.
Contoh: Tempat ini licin, makanya Anda jatuh.
6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.
Contoh: Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang
7. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi yang.
Contoh: Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit.
C. Menganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan dalam Teks Ceramah
Menentukan Isi dan Struktur dalam Teks Ceramah
Apabila kamu perhatikan dengan cermat contoh-contoh di atas, ketahuilah bahwa teks ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup.
1. Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut dengan isu.
2. Isi
Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara.
3. Penutup
Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.
Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah
Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Merujuk pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut.
1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok.
2. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenan dengan topik.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab akibat).
4. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.
D. Mengonstruksi Ceramah
Menentukan Aspek-Aspek yang Disunting dalam Teks Ceramah
Adapun langkah-langkah penyusunannya dimulai dengan menentukan topik dan tujuan, menyusun kerangka ceramah, menyusun teks ceramah berdasarkan kerangka dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami, hingga menyunting teks ceramah.
1. Menentukan Topik
2. Merumuskan Tujuan Ceramah
3. Menyusun Kerangka Ceramah
4. Menyusun Ceramah Berdasarkan Kerangka
Menyampaikan Hasil Suntingan dengan Memperhatikan Struktur dan Kebahasaan
Penyuntingan bertujuan untuk menyempurnakan atau untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi dalam suatu teks. Oleh karena itu, seorang penyunting setidaknya harus:
1. mengetahui cara penulisan karangan yang baik,
2. memahami masalah yang dibahas dalam karangan itu, serta memahami aturan-aturan kebahasaan, seperti masalah ejaan dan tanda baca.
Daftar Pustaka:
Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud