Lebih dekat kepada allah dengan mengamalkan salat sunnah tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk telah diajarkan bagaimana agar kita selalu selalu melaksanakan salat sunnah.
Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman lebih dekat kepada allah dengan mengamalkan salat sunnah. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.
Secara lebih rinci, śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara berjema’ah sebagai berikut :
Salat Idul Fitri adalah, śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan).
“Id” artinya kembali yaitu, dengan hari raya Idul Fitri ini kita kembali dihalalkan berbuka seperti makan dan minum di siang hari yang sebelumnya selama bulan Ramadan hal itu dilarang.
Waktu untuk melaksanakan śalat Idul Fitri itu adalah, sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. Adapun Tata cara pelaksanaan śalat hari raya Idul Fitri tergambar dalam cerita Amri dan Salim berikut:
Selanjutnya mereka mengikuti śalat Idul Fitri dengan khusyu bersama dengan para jemaah, dengan tata cara sebagai berikut :
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً ا
Artinya : “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tida Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar.”
Setelah śalat Idul Fitri para jema’ah dianjurkan untuk bersalamsalaman untuk saling memaa’an lahir dan batin. Setelah selesai śalat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat.
Salat Idul Adha, adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. Salat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
صَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah idul adha dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Salat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan śalat kusūf adalah, mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali tampak utuh seperti semula.
Hal yang membedakan salat kusuf dibanding śalat pada umumnya adalah dalam śalat kusūf setiap rakaat terdapat dua kali membaca surah al-Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat salat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. Adapun tata cara pelaksanaan salat gerhana matahari secara rinci sebagai berikut :
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: “saya berniat śalatgerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”
Salat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Hukum melaksanakan śalat ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.
Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Artinya :“Saya berniat śalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta’ala,”
Salat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan.
Sebelum dilaksanakannya śalat istisqā, diharapkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada Allah SWT. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghentikan segala bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan.
Pada hari keempat semua anggota masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan śalat istisqā. Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut.
Di sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga untuk banyak beristigfar. Sesampai ke tanah lapang sambil menunggu pelaksanaan śalat dianjurkan untuk berzikir kepada Allah SWT.
Artinya : “Mari śalat berjemaah”
Salat sunnah munfarid adalah salat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri.
Rawātib berasal dari kata rātibah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu salat rawātib mu’akkadah dan śalat rawātib gairu mu’akkad.
Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawātib ini terbagi menjadi dua yaitu:
Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib sebagai berikut:
Contoh tata cara melaksanakan śalat rawātib qabliyyah Zuhur :
Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya berniat śalat qabliyyah Zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Salat tahiyyatul masjid, adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Salat ini disunnahkan bagi setiap muslim ketika memasuki masjid. Salat sunnah ini, merupakan rangkaian adab memasuki masjid.
Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa yang artinya:
“Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”.
Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan śalat sunnah dua rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut :
أصَلِّي تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ لِلّهَ تَعَاَلَ
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu Akbar.”
Salat istikhārah adalah, śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah SWT. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Salat istikharah sebenarnya hampir sama dengan śalat hajat.
Bedanya, kalau śalat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan śalat hajat, tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya.
Salat istikhārah hukumnya adalah sunnah mu’akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :
أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى
Artinya : “ Saya berniat śalat sunnah istikhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastian dengan kudrat-Mu. Aku memohon keutamaan-Mu yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa……., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah aku darinya, kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”
Beberapa śalat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara berjema’ah atau secara munfarid. Adapun salat sunnah yang dimaksud adalah :
Salat tarāwih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan śalat tarāwih adalah sunnah mu’akkadah. Salat tarāwih dilaksanakan setelah salat Isya’ sampai waktu fajar.
Salat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : “Saya berniat śalat tarāwih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Salat witir adalah, śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukum melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya’ sampai menjelang fajar śalat Subuh.
Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niat untuk yang dua rakaat adalah :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعاَلىَ
Artinya : “Saya berniat śalat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Jika diucapkan bunyi niat untuk yang satu rakaat adalah :
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعاَلىَ
Artinya : “Saya berniat śalat satu rakaat witir karena Allah Ta’ala.”
Salat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan śalat awwābin duhā adalah śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang śalat zuhur.
Kita dapat melaksanakan śalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Jika kalian hendak melaksanakan, mulailah dengan niat yang tulus di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya berniat śalat duhā dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Salat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Salat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (salat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah SWT. Melalui firmannya sebagai berikut yang artinya.
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah śalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. al-Isra’/17:79)
Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalat sunnah yang lain, yaitu :
Jika kita melaksanakan śalat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan śalat tahajjud adalah:
Ketika hendak melaksanakan śalat tahajjud diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah:
اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya berniat śalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Salat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Salat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat. Hal ini pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw sebagaimana tertuang dalam hadis berikut yang artinya :
“Dari Anas bin Malik bahwasannya Ummu Sulaim berpagipagi menemui Nabi saw. seraya berkata, ajarilah saya beberapa kalimat yang saya ucapkan di dalam shalatku, maka beliau bersabda: Bertakbirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan bertahmidlah (mengucapkan al hamdulillah) sepuluh kali, kemudian memohonlah (kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya, (Aku kabulkan permintaanmu).” (H.R. At-Tirmizi)
Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan śalat tasbih ini terdiri dari dua macam cara, yaitu :
Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :
Ushalli sunnatat tasbihi rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya : “Saya berniat śalat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Jika dikerjakan pada siang hari maka langsung empat rakaat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
Ushalli sunnatat tasbihi raka’atin lillahi ta’ala
Artinya : “Saya berniat shalat tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala”
Pada rakaat pertama urutan śalat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :
Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah, 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.
Hikmah melaksanakan śalat sunnah sebagai berikut:
Daftar Pustaka :
Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
This post was last modified on April 30, 2021 9:06 am
Destinasi liburan untuk anak sekolah | Liburan adalah saat yang tepat untuk memberikan pengalaman berharga… Read More
Ruangguru Engineering Academy AI Bootcamp | AI, atau kecerdasan buatan, adalah cabang ilmu komputer yang… Read More
Mengapa Kita Butuh Mimpi Saat Tidur? | Mimpi mmerupakan bunga tidur yang menghiasi fase istirahat… Read More
Fakta Sains tentang Rambut Hidung ⎢Rambut hidung merupakan salah satu bagian terpenting dari hidung kita.… Read More
Fakta Sains tentang Pelangi ⎮ Pelangi adalah suatu busur yang berwarna - warni dan sangat… Read More
Fakta Sains Tentang Hujan| merupakan salah satu jenis musim di Indonesia. Indonesia memiliki iklim tropis,… Read More
Leave a Comment