Halo teman-teman! Apa kabarnya nih? Semoga masih semangat mengikuti pembelajaran via daring ya. Kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Materi Sejarah Indonesia kelas 10 bab 2 ini secara spesifik membahas tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga di Masa Klasik (Hindu-Buddha). Gimana kamu sudah siap memulai pelajaran hari ini? Yuk, langsung simak rangkuman di bawah ini ya!
Bab 2:
Pedagang, Penguasa, dan Pujannga di Masa Klasik (Hindu-Buddha)
Masa Hindu-Buddha berlangsung selama kurang lebih 12 abad. Pembabakan masa Hindu-Buddha terbagi menjadi tiga, yaitu periode pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhan. Pada abad ke-16 agama Islam mulai mendominasi Nusantara.
Namun, tidak berarti pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha hilang tergantikan kebudayaan Islam. Agama Islam mengakomodasi peninggalan Hindu-Buddha, tentunya dengan melakukan modifikasi agar tetap berselang beberapa abad, wujud peradaban Hindu-Buddha masih dapat kita saksikan hingga sekarang, misalnya dalam perwujudan sastra dan arsitektu
A. Pengaruh Budaya India
Candi Borobudur terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah. Dari bentuk arsitekturnya candi itu merupakan candi Buddha. Candi yang megah itu pernah menjadi satu di antara tujuh keajaiban dunia. Sementara itu, di Sumatra terdapat kerajaan yang sangat terkenal, yaitu Sriwijaya
Cara dan jalur proses masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia. Beberapa pendapat (teori) tersebut dijelaskan pada uraian berikut
Pertama, sering disebut dengan teori Ksatria. Dalam kaitan ini R.C. Majundar berpendapat, bahwa munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum ksatria atau para prajurit India.
Kedua, teori Waisya. Teori ini terkait dengan pendapat N.J. Krom yang mengatakan bahwa kelompok yang berperan dalam dalam penyebaran Hindu-Buddha di Asia Tenggara, termasuk Indonesia adalah kaum pedagang.
Ketiga, teori Brahmana. Teori tersebut sesuai dengan pendapat J.C. van Leur bahwa Hinduisasi di Kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Brahmana.
Keempat, teori yang dinamakan teori Arus Balik. Teori ini lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.
B. Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai ini dipandang sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang pertama di Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan terletak di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sungai Mahakam merupakan sungai yang cukup besar dan memiliki beberapa anak sungai.
2. Kerajaan Tarumanegara
Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara.
Perlu kamu pahami bahwa setelah Kerajaan Kutai berkembang di Kalimantan Timur, di Jawa bagian barat muncul Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini terletak tidak jauh dari pantai utara Jawa bagian barat.
Prasasti-prasasti itu berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti itu adalah:
- Prasasti Tugu
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Kebon Kopi
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Jambu (Pasir Koleangkak)
- Prasasti Cidanghiang (Lebak)
- Prasasti Pasir Awi
3. Kerajaan Kalingga
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya adalah Buddha.
4. Kerajaan Sriwijaya
Beberapa prasasti itu antara lain sebagai berikut.
- Prasasti Kedukan Bukit
- Prasasti Talang Tuo
- Prasasti Telaga Batu
- Prasasti Karang Berahi
Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan Sriwijaya antara lain:
- Letak geografis dari Kota Palembang
- Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja.
Perkembangan Politik dan Pemerintahan
Daerah-daerah yang berhasil dikuasai antara lain sebagai berikut.
- Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.
- Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu.
- Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional.
- Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari.
- Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu.
- Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno.
Perkembangan Ekonomi
Pada mulanya penduduk Sriwijaya hidup dengan bertani. Akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.
5. Kerajaan Mataram Kuno
Keberadaan lokasi kerajaan itu dapat diterangkan berada di sekeliling pegunungan, dan sungaisungai. Di sebelah utara terdapat Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro; di sebelah barat terdapat Pegunungan Serayu; di sebelah timur terdapat Gunung Lawu.
Perkembangan Pemerintahan
Sebelum Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno, di Jawa sudah berkuasa seorang raja bernama Sanna. Menurut prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M, diterangkan bahwa Raja Sanna telah digantikan oleh Sanjaya. Raja Sanjaya adalah putra Sanaha, saudara perempuan dari Sanna.
6. Kerajaan Kediri
Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala.
Beberapa karya sastra yang terkenal, sebagai berikut.
- Kitab Baratayuda
- Kitab Kresnayana
- Kitab Smaradahana
- Kitab Lubdaka
7. Kerajaan Singhasari
Raja-Raja yang Memerintah Singhasari
- Ken Arok (1222 – 1227 M)
- Anusapati
- Tohjoyo (1248 M)
- Ronggowuni (1248 – 1268 M)
- Kertanegara (1268 – 1292 M)
Perluasan Daerah Singhasari
Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari hingga meliputi seluruh Nusantara. Beberapa daerah berhasil ditaklukkan, misalnya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang.
Perkembangan Politik dan Pemerintahan
Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk badan-badan pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian raja mengangkat tim penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu.
8. Kerajaan Majapahit
Setelah Singhasari jatuh, berdirilah Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur, antara abad ke-14 – ke-15 M. Berdirinya kerajaan ini sebenarnya sudah direncanakan oleh Kertarajasa Jayawarddhana (Raden Wijaya).
9. Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali
Menurut berita Cina di sebelah timur Kerajaan Kalingga ada daerah Po-li atau Dwa-pa-tan yang dapat disamakan dengan Bali. Adat istiadat di Dwa-pa-tan sama dengan kebiasaan orang-orang Kaling. Misalnya, penduduk biasa menulisi daun lontar.
10. Kerajaan Tulang Bawang
Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak di daerah Lampung adalah kerajaan yang disebut Bawang atau Tulang Bawang.
11. Kerajaan Kota Kapur
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka.
C. Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan
Pada masa itu, Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandarbandar penting di sekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu merupakan jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama “jalur sutra”.
D. Akulturasi Kebudayaan Nusantara dan Hindu-Buddha
Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Indonesia asli sebagai berikut.
- Seni Bangunan
- Seni Rupa dan Seni Ukir
- Seni Pertunjukan
- Seni Sastra dan Aksara
- Sistem Kepercayaan, roh nenek moyang dipuja oleh orang yang masih hidup (animisme)
Daftar Pustaka:
Restu Gunawan, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sardiman. 2017. Sejarah Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud