Kritik Seni Tari

Kalau di bab sebelumnya kita telah mengupas tuntas berbagai peragaan tari, maka kali ini kita akan membahas mengenai kritik seni tari. Yap, di materi Seni Budaya kelas 10 ini, penulis akan membagikan beragam teknik sampai unsur yang wajib ada dalam kritik seni tari. Yuk, langsung simak ulasannya di bawah ini ya.

Bab 14: Kritik Seni Tari


materi seni budaya kelas 10 bab 14
Critical woman looking trough a lens for clear observation

Pengertian Kritik

Kritik merupakan penghargan terhadap karya seni yang di tonton. Kritik tari diperlukan oleh koreografer sebagai bagian dari evaluasi untuk meningkatkan kualitas kreativitas koreografinya, karena kritik adalah tanda penghargaan penonton terhadap proses kreatifnya. 

Kritik diartikan sebagai kriteria/dasar penilaian. Menurut Edy Sedyawati, kritik menjadi bagian yang tumbuh secara beriringan untuk meningkatkan proses kreatif. Kritik dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas karya tari. 

Menurut R.C Kwan dalam bukunya Mens en Kritiek mengartikan kritik adalah penilaian atas kenyataan yang dihadapi dalam sorotan norma. Konsep tersebut menunjukan di dalam kritik harus ada norma-norma tertentu yang berfungsi sebagai dasar penilaian atau pembahasan terhadap sesuatu yang kita hadapi.  

Kritik berarti memberi komentar terhadap karya seni yang dilihatnya. Tugas kritikus adalah melaporkan segala sesuatu yang terjadi di atas pentas. Kritikus harus memiliki kepekaan estetis dan keterampilan mencermati karya seni lebih dari penonton biasa. 

Kritik tari disebabkan karena adanya kegiatan apresiasi karya seni tari. Seorang penonton yang memiliki bekal pengetahuan dan apresiasi yang baik akan mendapatkan pengalaman batin yang lebih banyak dan ia mampu melihat karya tari dengan kritis.  

Mengkritik karya seni tari dilihat dari sisi tariannya, musik pengiring, peghayatan dalam menari, koreografer, properti tari yang digunakan, kostum, tata rias dan artistik. 

Kritik dapat dilakukan berupa lisan atau tulisan, kritik yang positif dapat memberi dampak yang positif terhadap karya yang di tontonnya, tetapi akibatnya kurang baik. Karena jika kekurangan dalam karya seni tidak ditunjukan, maka tidak ada perbaikan. 

Karya seni yang dibuat tidak ada peningkatan bagi koreografer, penari, pemusik dan yang terlibat dalam pentas. Kritik yang negatif dapat menimbulkan kesalahpahaman antara kritikus dengan koreografernya. Karena kritik negatif hanya berisi kekurangan dan kelemahan karya seni tersebut. 

Bentuk kritik yang baik adalah dalam kritik terdapat hal positif dan negatif terhadap karya seni. Isi di dalam kritik menyampaikan kekurangan, kelemahan karya seni dan memberikan solusi atau saran kepada koreografer sehingga dapat meningkatkan kualitas yang lebih baik pada karya seni yang akan dipentaskan berikutnya. 

Jenis-jenis Kritik

Menurut Sem C Bangun (2004) kritik seni ada 4 yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah dan populer. Objek kritik pendagogik adalah karya seni tari pada siswa yaitu tari tunggal, berpasangan atau kelompok. Dapat pula dilihat apakah tarian tersebut tari rakyat, klasik dan kreasi baru. 

Kritik pedagogik bertujuan untuk mengembangkan bakat dan potensi artistik dan estetik peserta didik sehingga mereka memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensi pribadinya masing-masing. 

Kritik pedagogik penting untuk memahami siswa karena merupakan bagian dari proses pembelajaran seni tari di sekolah. Kritik pedagogik bertujuan untuk memberikan pegalaman pada siswa yang mengkritik atau yang dikritik untuk belajar berargumentasi, berani mengemukakan pendapat atau pandangan tentang karya seni tari. 

Melalui pemahaman kritik pedagogik, siswa dapat menilai karya seni tari siswa lain dengan mengatakan benar atau salah, bagus atau tidak, dan dapat menjelaskan dan menilai dengan benar. Sehingga siswa akan lebih memahami bahwa kritik dapat menjadikan kita untuk lebih baik lagi.   

Kritik seni dapat pula dibagi menjadi 2 yaitu kritik intrinsik dan ekstrinsik. Kritik ekstrinsik menganalisis suatu karya berdasarkan bentuk dan gayanya.

Kritik ini juga bisa dilakukan dengan membandingkan sebuah genre dengan genre lainnya (membandingkan bedaya dengan srimpi atau membandingkan wireng dengan sendratari), mengupas unsur-unsur karya, menilai, menyimpulkan kelemahan dan kelebihan. 

Kritik Ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan seniman pencipta, penikmat, dan masyarakat. Kritik ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar karya seni. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, filsafat, agama, dan sebagainya. 

Nilai Estetis Sebuah Karya Seni Tari

Nilai estetis dalam karya seni tari merupakan hal yang penting, dari nilai estetis sebuah karya seni, penonton dapat menikmati hal yang sulit diartikan dan memberi kesenangan bagi penikmatnya. Tari yang termasuk dalam kelompok pertunjukan merupakan tari yang ditata secara khusus untuk dapat dinikmati nilai artistiknya. 

Nilai estetis dalam karya seni tari dilihat dari gerak tari itu sendiri dan dilihat dari berbagai aspek seni yang lain sebagai unsur pendukungnya. Pemahaman dari kritikus seni, nilai estetis dipengaruhi dari kepekaan rasa bagaimana penari dapat membawakan tarian dengan penuh penghayatan atau penjiwaan. 

Penari dapat terlihat menarik karena kostum yang digunakan menarik, memiliki teknik menari yang baik, memiliki penampilan pribadi yang mengesankan, memilliki kepekaan yang baik dalam ritme dan musik, keberhasilan koreografi yang tepat dan dapat menggugah emosi penari dan penonton. 

Keunikan Tari Nusantara

1. Tari Kotebang dari Betawi

materi seni budaya kelas 10 bab 14

2. Tari Pagellu dari Sulawesi 

materi seni budaya kelas 10 bab 14

Tahapan Membuat Kritik Tari

  1. Deskripsi : kritikus menguraikan aspek penari, gerak, ekspresi, dan ilustrasi musik yang mengiringinya 
  2. Analisis : kritikus menguraikan kualitas elemen seni yaitu gerak, ruang, waktu, tenaga dan ekspresi pada seni tari 
  3. Interpretasi : proses mengemukakan arti atau makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat 
  4. Evaluasi : menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis, untuk menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya

Kriteria Kritik Tari

Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form yaitu kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik bagi pengamat seni. 

Kritik seni ekspresivik menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuann membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.

Intensitas pengalaman bermakna karya seni yang baik dapat menggetarkan perasaan yang lebih kuat daripada perasaan keseharian ketika melihat relitas yang sama.  

Teori seni instrumentalistik menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.

Daftar Pustaka: 
Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Materi Seni Budaya Kelas 10 Semester 1 dan 2

Materi Seni Budaya Kelas 10 | Seni Budaya merujuk pada kesenian dan kebudayaan yang diprak…