Selain bermain musik, ada banyak pelajar Indonesia yang memiliki hobi menari. Apakah kamu termasuk di dalamya? Yap, kebetulan sekali, hari ini penulis akan membagikan materi Seni Budaya kelas 10 mengenai Gerak Dasar Tari. Apakah kamu sudah siap? Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini ya.
Gerak adalah materi dasar dari tari. Tari tidak menggunakan tubuh manusia untuk menghasilkan gerak. Agar dapat menari dengan baik perlu dibangun pengetahuan dan rasa kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinestetis menyadarkan penari akan tubuhnya (body awareness).
Kesadaran tubuh adalah kemampuan untuk memahami dan mengendalikan seluruh bagian tubuh. Setiap tarian memiliki ciri khas atau keunikan gerak. Tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku, tetapi dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi.
Tari Betawi ada 2 jenis, yaitu Topeng dan Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan gonjingan.
Ragam gerak tersebut dapat dikembangkan menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas. Berikut contoh tari Betawi :
Dalam masyakat Bali, tari merupakan bagian kehidupan, hampir semua rutinitas upacara keagaman, upacara adat, terdapat unsur tari.
Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerak Tari Bali sangat dinamis dengan ciri khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet). Berikut contoh gerak Agam pada tari Bali :
Ciri khas Tari Pa’gellu dari Toraja (Sulawesi Selatan) yaitu penari yang menari di atas Gendang. Ragam gerak dasar tari Pa’gellu dari yaitu gerak Pa’gellu, Pa’tabe, Pa’gellu Tua, Pang’rapa Pentalun, Panggirik Tangtaru, Pa’tutu.
Tari pa’gellu di pertunjukkan dalam upacara/ritual syukuran atau “Rambu Tuka” dikalangan suku Toraja yang diiringi intrumen gendang.
Setiap gerakan dalam pa’gellu adalah simbol keseharian masyarakat Toraja yang memiliki nilai filosofi yang dianut dalam aturan dan adat leluhur mereka. Berikut contoh Tari Pa’gellu :
Gerak pada Tari Jawa tertuju pada gerak yang tumbuh dan berkembang di keraton atau istana. Gerak yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan tersendiri dalam melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Gerak dasar pada Tari Jawa terdiri dari trisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sampur, ulap-ulap. Geraknya yang lembut menjadi ciri khas gerak Tari Jawa. Berikut contoh gerak trisig :
Dalam gerak terkandung tenaga/energi yang mencakup ruang dan waktu. Gejala yang menimbulkan gerak adalah tenaga, bergerak berarti memerluang ruang dan membutuhkan waktu ketika proses gerak berlangsung.
Rudolf Von Laban membagi aspek gerak menjadi gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan (the body), dan jarak. Rentangan atau tingkatan gerak (space) yaitu gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan (dynamich).
Timbulnya gerak tari berasal dari hasil pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan) dan distorsi (pengubahan), yang melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni yang terdapat pada tari tradisi:
Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak, prosedur berhubungan dengan tahapan-tahapannya. Contohnya gerak berjalan, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit.
Prosedur untuk melakukan gerak berjalan dengan jinjit dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan melangkah setahap demi setahap. Agar lebih memahami gerak pada tari, lakukan latihan seperti berikut :
A. Gerakan Badan
2. Engkyek : badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan dengan sikap tangan lurus ke samping
3. Polatan : gerakan arah pandangan
4. Oklak : menggerakkan pundak ke depan dan belakang
5. Entrag : menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengemper
B. Gerak Kepala
Dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala tengok kanan dan kiri. Berikut contoh Galeong,
C. Gerak Kaki
2. Gejuk : menghentakkan kaki kebelakang dengan jinjit. Berikut contohnya,
3. Kengser : bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki
4. Trisig : lari kecil dengan berjinjit
5. Trecet : telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan
6. Tunjak tancep : sikap berdiri diam
D. Gerak Tangan
2. Pakblang : meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan mengarah keatas dan kebawah, seperti gambar di bawah ini.
3. Ngerayung : telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan, seperti gambar berikut:
Daftar Pustaka:
Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
This post was last modified on April 6, 2023 11:48 pm
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Brain Acdemy merupakan bimbel yang mengkombinasikan antara bimbingan belajar online dan bimbingan belajar offline, atau gabungan teknologi dengan tatap… Read More
Leave a Comment