Materi Seni Budaya Kelas 11 Bab 1 Apresiasi Seni Rupa, Seni Tari, dan Seni Teater

Halo semuanya! Apa kabar? Penulis harap kamu dalam keadaan sehat dan tetap semangat ya. Oh iya, penulis ucapkan juga selamat datang di kelas 11. Kelas yang katanya paling menyenangkan selama SMA.

Nah, kali ini penulis akan membagikan materi Seni Budaya kelas 11 bab 1 mengenai Apresiasi Seni Rupa, Seni Tari, dan Seni Teater. Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini ya.

Bab 1:
Apresiasi Seni Rupa, Seni Tari, dan Seni Teater


Pengertian Apresiasi Seni

Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati, menghayati, menghargai nilai-nilai keindahan dalam karya seni dan menghormati keberagaman konsep, variasi, konvensi artistik eksistensi dunia seni rupa. 

Menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art Education; apresiasi seni memiliki tiga domain, yaitu : perasaan (feeling), terkait dengan keindahan; penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni; dan empati (emphatizing), terkait dengan sikap hormat pada dunia seni rupa, termasuk pada seniman (perupa). 

Setiap manusia dianugerahi “sense of beauty” atau rasa keindahan. Rasa keindahan berperan memandu perilaku untuk memilih apa yang dianggap menampilkan citra harmonis seperti tampan, gagah, cantik, ayu, dan rapi yang disebut keindahan.

Dalam melengkapi kebutuhan hidup, selalu dipandu oleh rasa keindahan. Misalnya dalam menata arsitektur rumah, memilih perabotan rumah tangga, televisi, kulkas, otomotif, piring, sendok, garpu, dsb. 

Pada kehidupan di desa, hampir semua benda yang dibutuhkan berkaitan dengan rasa keindahan dan seni, seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan, alat musik, dsb. 

Di daerah pedalaman, meskipun sederhana tingkat kehidupan manusia, dalam perlengkapan dan peralatan hidupnya seperti busana, tata rias, motif ornamen, tari, musik, dan terdapat karya-karya seni etnik lain yang indah. 

Berikut contoh Desain Tekstil, dengan motif kapal, stilasi manusia, hewan, burung, dan pohon kehidupan dari Sumatera Selatan : 

materi seni budaya kelas 11 bab 1

Kebudayaan Secara Antropologis

Kesenian secara antropologis ditempatkan sebagai unsur kebudayaan yang universal, seperti rasa keindahan yang bersifat universal. 

Tingkat kepekaan perasaan keindahan berkembang lewat kegiatan menerima (sikap terbuka) pada manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan dan maknanya (seni lukis, patung, grafis, desain, dan kriya), menghargai aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk/industri, interior, komunikasi visual, tekstil, dan karya kriya. 

Melalui proses penginderaan, didapatkan pengalaman estetis. Dari proses penghayatan yang intens, akan mengamalkan rasa keindahan yang dianugerahkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.  

Mengamati karya seni rupa murni dan terapan dalam arti praksis adalah kemampuan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan, mengevaluasi dan menyimpulkan makna karya seni. Aktivitas ini dapat dilatih sebagai kemampuan apresiatif secara lisan dan tulisan. 

Aktivitas pendukung seperti membaca teori seni, sejarah seni, reputasi seniman, dialog dengan tokoh seniman dan budayawan, merupakan pelengkap kemampuan berapresiasi, sehingga para siswa dapat menyertakan argumentasi yang logis dalam menyimpulkan makna seni. 

Secara psikologis, pengalaman pengindraan karya seni berurutan dari sensasi (reaksi panca indra mengamati seni), emosi (rasa keindahan), impresi (kesan pencerapan), interpretasi (penafsiran makna seni), apresiasi (menerima dan menghargai makna seni, dan evaluasi (menyimpulkan nilai seni). 

Aktivitas tersebut berlangsung ketika seseorang mengindra karya seni, sensasi tersebut diikuti dengan aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi, diferensiasi, dan sintesis. Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya. 

Berikut contoh seniman (seni lukis) Indonesia yaitu Hendra Gunawan

materi seni budaya kelas 11 bab 1

Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat

Kata kebudayaan berarti hal-hal yang berhubungan dengan budi, akal, dan nalar. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya. 

Kebudayaan memiliki 3 wujud, yaitu kebudayaan sebagai konsep, kebudayaan sebagai aktivitas, dan kebudayaan sebagai artefak. Sehingga, seluruh aktivitas interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi dengan masyarakat, dan interaksi dengan alam, semuanya adalah kebudayaan. 

Kata budaya juga dipadankan dengan kata adab, yang menunjukkan unsur-unsur budi luhur dan indah. Kesenian, sopan santun, dan ilmu pengetahuan adalah peradaban/kebudayaan. Menurut Van Peursen, filsafat kebudayaan modern akan meninjau kebudayaan dari sudut policy tertentu, sebagai satu strategi (master plan) bagi masa depan. 

Kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang. Berlainan dengan hewan-hewan, manusia tidak hidup begitu saja ditengah-tengah alam, melainkan selalu mengubah alam tersebut. 

Berikut contoh karya seni rupa tiga dimensi, secara antropologis adalah hasil kebudayaan yang disebut artefak : 

materi seni budaya kelas 11 bab 1

Tujuan Apresiasi Seni

Apresiasi seni budaya bertujuan meningkatkan sensitivitas mengapresiasi keindahan dan harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi dalam kehidupan individu sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, dalam kehidupan masyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Pengenalan tokoh-tokoh seni budaya, reputasinya, dan kontribusinya bagi masyarakat, bangsa, atau manusia pada umumnya, adalah upaya mengembangkan rasa simpati, yang jika dilakukan berulang-ulang akan meningkat menjadi rasa empati. 

Sehingga, siswa menjadi kagum akan prestasi dan jasa-jasa para seniman atau budayawan berdasar kualitas karya seni, pengakuan dan penghargaan yang diperolehnya, dalam tingkat lokal, nasional, dan internasional. 

Tujuan Mempelajari Apresiasi Seni

Dari belajar apresiasi seni, diharapkan berkembang sikap demokratis, etis, toleransi, dan sikap positif lainnya. Sikap demokratis akan tercermin ketika siswa mengacu pada prinsip diferensiasi dan tidak diskriminatif. Contoh sikap demokratis lain adalah perilaku yang tidak bias gender. 

Siswa akan memperlihatkan penerapan prinsip kesetaraan gender sesama teman dan pergaulan dengan masyarakat seni dan lingkungan pergaulan sosial pada umumnya. 

Sikap toleran akan tercermin ketika siswa dapat menerima perbedaan pendapat dalam aktivitas mengapresiasi seni, karena dari kajian yang dilakukannya dalam menafsirkan data pengamatan perbedaan, respons estetik adalah sesuatu yang wajar. Karena seni dapat dipersepsikan secara berbeda. 

Sikap etis akan tercermin bila siswa dalam kegiatan diskusi yang hangat, tidak mengucapkan kata-kata atau menunjukkan perilaku yang bernada melecehkan, menertawakan, merendahkan, menghina, atau kata lain yang setara dengan itu. 

Dari perolehan kehidupan berbudaya di sekolah dan interaksi siswa dengan dunia seni (kunjungan pameran, museum, galeri, sanggar, pergaulan langsung seperti kegiatan diskusi pameran di sekolah) diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan santun dan efektif dengan lingkungan masyarakat luas, termasuk tempat tinggalnya. 

Dengan sikap berbudaya tersebut, siswa dapat mengamalkan perilaku positif dan optimis dalam berinteraksi dengan masyarakat seni rupa, seni pertunjukan, dan masyarakat dalam konteks lokal, nasional, dan internasional. 

Daftar Pustaka: 
Bangun, S. C., dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Materi Bahasa Inggris Kelas 11 Bab 6 Cause & Effect

Halo teman-teman. Yuk kita lanjutkan materi Bahasa Inggris kelas 11 bab 6. Kali ini kita a…