Berikut rangkuman materi IPS kelas 8 semester 1 bab 2 yang membahas tentang Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan. Materi ini dirangkum dari buku BSE IPS kelas 8 k13 revisi terbaru.
Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari suatu lapisan ke lapisan lain. Atau seseorang yang berubah kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain seperti menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa berubah kedudukan.
Bentuk – bentuk Mobilitas Sosial :
- Mobilitas Vertikal : perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Ada 2 mobilitas vertikal yaitu : sosial climbing (berpindah ke tingkat lebih tinggi) dan sosial sinking (berpindah ke tingkat lebih rendah).
- Mobilitas Horizontal : perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama, tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang.
Faktor – faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
- Struktural : Struktur masyarakat Indonesia sangat terbuka. Orang miskin dapat mengalami mobilitas sosial setinggi-tingginya, bahkan menjadi presiden.
- Individu : Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
- Sosial : Saat dilahirkan, tidak ada satu manusia pun dapat memilih status. Apabila tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
- Ekonomi : Keadaan ekonomi yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial.
- Politik : Indonesia memiliki stabilitas politik yang baik, sehingga para pemimpin dapat menjalankan pembangunan dengan baik.
- Kemudahan Akses Pendidikan : Pada zaman penjajahan, pendidikan sulit didapat bangsa Indonesia. Sebagian besar masyarakat tidak bisa membaca.
Faktor – faktor Penghambat Mobilitas Sosial :
- Kemiskinan : Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah, yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas.
- Diskriminasi : Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan bang, suku, ras, agama, golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia.
Saluran – saluran Mobilitas Sosial :
- Pendidikan : merupakan saluran bagi mobilitas vertikal yang sering digunakan. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
- Organisasi Politik : anggota partai politik yang profesional dan berdedikasi tinggi akan cepat mendapat status yang tinggi dalam partainya hingga akhirnya menjadi anggota dewan legislatif.
- Organisasi Ekonomi : berupa koperasi dan badan usaha. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
- Organisasi Profesi : himpunan orang-orang yang memiliki profesi yang sama sehingga mereka akan lebih kompak dan kuat memperjuangkan profesinya.
Dampak positif Mobilitas Sosial :
- Mendorong seseorang agar lebih maju
- Mempercepat tingkat perubahan sosial
- Meningkatkan integrasi sosial
Dampak negatif Mobilitas Sosial :
- Terjadinya konflik
- Gangguan psikologis
Pluralitas masyarakat Indonesia adalah kemajemukan masyarakat Indonesia. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan. Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya. Keragaman budaya berfungsi mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.
Perbedaan Agama : di Indonesia terdapat 6 agama resmi yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
Perbedaan Suku Bangsa : Indonesia memiliki >300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah suku terbesar dengan jumlah sekitar 41% dari total populasi. Berikut contoh suku bangsa dan daerah asal :
Budaya merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Budaya memiliki 3 wujud yaitu : gagasan (wujud ideal), aktivitas (tindakan) dan artefak (karya).
Unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya universal yaitu :
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dan sebagainya)
- Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
- Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
- Bahasa (lisan dan tertulis)
- Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)
- Sistem pengetahuan
- Religi (sistem kepercayaan)
Peran dan Fungsi Keragaman Budaya : sebagai daya tarik bangsa asing, mengembangkan kebudayaan nasional, tertanamnya sikap toleransi, saling melengkapi hasil budaya dan mendorong inovasi kebudayan.
Konflik dalam Kehidupan Sosial : merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda.
Akibat konflik sosial : Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok; retaknya hubungan antarindividu atau kelompok; terjadinya perubahan kepribadian para individu; rusaknya harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia; terjadinya akomodasi, dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian.
Cara menangani konflik : menghindar, memaksakan kehendak, menyesuaikan kepada keinginan orang lain, tawar menawar dan kolaborasi.
Integrasi Sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi : Homogenitas kelompok, Besar kecilnya kelompok, Mobilitas geografis, Efektifitas komunikasi.
Syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu : Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka; Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma; Nilai dan norma itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Bentuk-bentuk integrasi sosial: Integrasi normatif (terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat); Integrasi fungsional (terbentuk sebagai akibat adanya fungsi tertentu dalam masyarakat); Integrasi koersif (integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan).
Integrasi koersif biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/ mencerna integrasi.
Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu:
- Asimilasi : bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap kebudayaan.
- Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Faktor pendorong integrasi sosial:
- Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda,
- Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi,
- Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain,
- Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa,
- Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan,
- Adanya perkawinan campur (amalgamasi),
- Adanya musuh bersama dari luar.