Berikut rangkuman lengkap materi Seni Budaya kelas 9 bab 2 yang membahas tentang Seni Patung. Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE edisi K13 revisi terbaru yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI.
Bab 2 Seni Patung
Patung disebut plastic art atau seni plastik karena identik dengan karya manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan (estetik). Bentuk yang ditiru tidak hanya manusia, tetapi bentuk lain juga. Patung bersifat 3 dimensi atau benda yang bervolume, yang bisa dilihat dari segala arah.
Beberapa pendapat tentang seni patung :
1. Mikke Susanto, Seni patung adalah karya seni tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan mencetak).
2. Soenarso dan Soeroto, Seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang
3. Menurut Kamus Besar Indonesia, Patung adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat
4. B.S Myers, Seni patung adalah karya seni tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang mana pun pada suatu bangunan
Berdasar tujuan pembuatannya, seni patung ada 3 yaitu :
1. Patung sebagai Fungsi Personal, diciptakan untuk kepentingan personal (pribadi), sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi, termasuk tujuan religi (sarana beribadah), contohnya patung Galeri Nasional Jakarta :
2. Patung sebagai Fungsi Sosial, diciptakan untuk memperingati peristiwa bersejarah atau mengenang jasa pahlawan dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah contohnya patung Monumen Pancasila Sakti :
3. Patung sebagai fungsi fisik, menciptakan dan membuat patung untuk dinikmati keindahannya atau bernilai estetik. Patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi taman, dekorasi kantor, gedung, dan berfungsi memperindah kontruksi bangunan.
Berikut contohnya :
Berdasar wujudnya, seni patung modern ada 3 yaitu :
1. Bentuk Imitatif (Realisme/Representatif) : tiruan dari bentuk alam (manusia, hewan, dan tumbuhan). Perwujudannya berdasar fisio plastis atau bentuk fisik, anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan bentuk. Patung realis contohnya pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso.
Berikut contoh patung figuratif :
2. Bentuk Nonfiguratif (Abstrak), bersifat abstrak, meninggalkan bentuk alam untuk perwujudannya. Patung yang tidak menampilkan bentuk umum yang dikenal, seperti bentuk yang ada di alam.
Mengolah elemen-elemen rupa tri-matra seperti garis, bidang, ruang, dan memperlakukan unsur-unsur rupa tersebut sebagaimana adanya dan tidak mengambarkan bentuk alam.
Berikut contoh patung non figuratif :
Bahan seni patung yaitu :
1. Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk, contohnya tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan lainnya. Sabun mudah di bentuk, tetapi ukurannya kecil, sehingga ada keterbatasan dalam berkarya yang lebih besar
2. Bahan sedang, adalah bahan yang tidak lunak dan tidak keras, Contohnya kayu waru, sengon, randu, dan mahoni
3. Bahan keras, berupa kayu dan batu-batuan, contohnya kayu jati, sonokeling, dan ulin, bahan kerasa dari batu contohnya batu padas, granit, andesit, dan pualam (marmer)
4. Bahan cor/cetak, bahan yang dipakai untuk proses cetak yaitu semen, pasir, gipsum, logam, timah, perak, emas, dan bahan kimia fiber atau resin
5. Bahan bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, contohnya kertas kardus, plastik, dan sebagainya.
Alat yang digunakan membuat patung yaitu :
- Butsir, adalah alat bantu untuk membuat patung, berbahan kayu dan kawat
- Meja putar, adalah meja bulat yang bisa berputar, berfungsi memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah
- Pahat, adalah alat untuk memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu, kayu, dan bahan keras lainnya
- Sendok adukan, berfungsi mengambil adonan dan menempelkan pada kerangka patung
- Alat las karbit/listrik
Teknik Berkarya Seni Patung :
1. Teknik pahat, adalah mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu. Alat yang digunakan adalah pahat dan palu
2. Teknik butsir, adalah membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Contohnya membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat, alat yang digunakan adalah sudip
3. Teknik cor, adalah membuat patung menggunakan alat cetakan, kemudian dituangkan adonan berupa semen, gipsum, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah cetakan
4. Teknik cetak, adalah membuat cetakan terlebih dahulu. Contohnya membuat patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen
5. Teknik Assembling (merakit), adalah membuat sebuah komposisi/ sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai material seperti benda/found objek, kertas, kayu, dan tekstil.
Bisa dengan cara las listrik, menyambung dengan lem untuk membuat bentuk tertentu. Contohnya berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar logam atau besi.
Berikut contoh langkah – langkah membuat patung :
a. Patung bahan lunak, menggunakan teknik pijat (membentuk), yaitu :
- Buatlah sketsanya
- Tentukan bahan lunaknya, misalnya tanah liat. Untuk banyaknya bahan, sesuaikan dengan desain yang dibuat. Siapkan alat seperti butsir dan meja putar
- Tempatkan tanah liat di tengah meja putar, meja putar dipakai untuk memudahkan dalam proses pengerjaan karena bisa diputar dan melihat perbandingan dari segala arah
- Bentuk bahannya, dengan cara dipijat-pijat hingga mendekati model yang diinginkan, lakukan pengamatan dan sesuaikan dengan model sketsanya
- Setelah terbentuk secara menyeluruh, sempurnakan bentuk dengan alat bantu seperti butsir atau alat lain yang diperlukan
- Sempurnakan dengan pembentukan lebih detail dan dihaluskan
b. Patung bahan keras, menggunakan teknik pahat/ukir, langkah-langkahnya yaitu :
- Buatlah sketsa/desain dan tentukan ukurannya
- Siapkan balok kayu/batu sesuai ukuran yang diinginkan, sesuaikan dengan sketsa yang dibuat
- Pindahkan gambar/pola di atas permukaan ke bahan keras tersebut
- Lakukan pemotongan untuk mengurangi jika masih terlalu besar. Lakukan pembentukan sedikit demi sedikit dengan alat hingga mendekati bentuk menyeluruh
- Buatlah bentuk menyeluruh yang lebih detail, lakukan dengan pengamatan sehingga sesuai dengan sketsanya
- Lanjutkan dengan membuat yang lebih detail/sempurna dan haluskan dengan amplas
- Finishing dengan cat melamin/akrilik
Daftar Pustaka :
Milasari, Heru S., Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.