Halo teman-teman! Apa kabarnya nih? Penulis berharap kamu dalam keadaan sehat dan tetap semangat mengikuti pembelajaran ya. Nah, hari ini penulis akan membagikan materi Bahasa Indonesia kelas 12 bab 6 berjudul Menilai Karya Melalui Kritik dan Esai. Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini.
Bab 6:
Menilai Karya Melalui Kritik dan Esai
Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik dan esai haruslah melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya.
A. Membandingkan Kritik Sastra dan Esai
Mengidentifikasi Unsur Kritik dan Esai
Pada bab sebelumnya telah disinggung bahwa kritik adalah penilaian terhadap suatu karya secara seimbang baik kelemahan maupun kelebihannya.
Selanjutnya, gurumu atau salah seorang temanmu akan membacakan teks kritik terhadap cerpen. Untuk itu, tutuplah bukumu dan berkonsentrasilah untuk menangkap dan memahami isi teks tersebut.
Membandingkan Kritik dengan Esai Berdasarkan Pengetahuan dan Pandangan
Berdasarkan kajian pada pembelajaran sebelumnya, kamu dapat membuat perbandingan dengan melihat persamaan dan perbedaan di antara kritik dan esai. Persamaan dan perbedaan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan yang ada dalam kritik dan esai serta sudut pandang yang diambil penulisnya dalam membahas objek kajian.
B. Menyusun Kritik dan Esai
Menyusun Kritik Sastra
Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus (penulis kritik). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penulis kritik (kritikus) harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik.
2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi.
3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan.
4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya.
5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya.
Menyusun Pernyataan Esai terhadap Objek atau Peristiwa
Berbeda dengan kritik yang menyajikan kelebihan dan kelemahan karya, esai membahas objek atau fenomena dari sudut pandang yang dianggap menarik oleh penulisnya.
Hal yang dibahas kadang-kadang bukan merupakan hal yang penting bagi orang lain, tetapi kejelian penulis dalam memilih aspek yang acap kali diabaikan orang lain, serta kemampuannya menyajikan dalam bahasa yang mengalir lancar membuat esai menjadi menarik.
C. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan
Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai
Teks kritik dan esai berdasarkan fungsinya dapat dimasukkan dalam genre teks eskposisi. Kamu pasti masih ingat fungsi teks eksposisi, bukan? Benar, teks eksposisi digunakan untuk menyampaikan pendapat. Sistematika teks kritik dan esai dapat dilihat dari struktur teksnya.
Masih ingat jugakah kalian dengan struktur teks eksposisi? Struktur teks kritik dan esai sama dengan struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumen, dan penegasan ulang.
Dalam teks kritik, pendapat/ tesis yang disampaikan adalah hasil penilaian terhadap sebuah karya. Argumen yang disajikan berupa data-data obyektif dalam karya serta alasan yang logis. Penegasan ulang dalam kritik dapat berupa ringkasan atau pengulangan kembali tesis dalam kalimat yang berbeda.
Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai
Sebagai teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi.
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif.
Contoh:
a. Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca) mesti memulainya tanpa prasangka dan menghindar dari jejalan pikiran yang berpretensi pada sejumlah horison harapan. Bukankah banyak pula novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya dibangun melalui narasi yang lambat?
b. Rangkaian kalimat panjang yang melelahkan itu, diolah dalam kemasan yang lain sebagai alat untuk membangun peristiwa. Wujudlah rangkai peristiwa dalam kalimat-kalimat yang tidak menjalar jauh berkepanjangan ke sana ke mari, tetapi cukup dengan penghadiran dua sampai empat peristiwa berikut berbagai macam latarnya.
2. Menggunakan pernyataan yang menyatakan fakta untuk mendukung atau membuktikan kebenaran argumentasi penulis/penuturnya. Mungkin pula diperkuat oleh pendapat ahli yang dikutipnya ataupun pernyataanpernyataan pendukung lainnya yang bersifat menguatkan. Dalam contoh di atas, kutipan tampak pada ikrar Sumpah Pemuda.
3. Menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari.
4. Menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang dibahasnya.
5. Menggunakan kata kerja mental. Hal ini terkait dengan karakteristik teks eksposisi yang bersifat argumentatif dan bertujuan mengemukakan sejumlah pendapat.
D. Mengonstruksi Kritik Sastra dan Esai
Mengonstruksi Kritik Sastra
Pada pembelajaran terdahulu, kamu telah mempelajari pengertian, isi, sistematika, dan kebahasaan kritik. Dalam pembelajaran ini, kamu akan belajar menulis kritik.
Mengonstruksi Esai
Berbeda dengan kritik yang harus menyoroti sebuah karya. Hal yang disoroti dalam esai dapat juga berupa fenomena tertentu, misalnya bahasa, budaya, politik, dan agama.
E. Mengidentifi kasi Nilai-Nilai dalam Buku Pengayaan dan Buku Drama
Buku pengayaan adalah buku penunjang buku utama (buku teks) yang digunakan oleh siswa. Penulisan naskah buku pengayaan ini tidak mengacu kepada kurikulum dan tidak ada aturan yang mengikat karena buku pengayaan ini salah satu buku pelengkap perpustakaan.
Buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan kamu selain pengetahuan yang didapatkan dari buku teks. Buku pengayaan bisa dijadikan sebagai buku bacaan umum, komik, cerita, atau gurauan karakter. Buku pengayaan yang baik adalah buku pengayaan yang betul-betul menunjang buku teks yang digunakan di sekolah.
Menentukan Nilai-Nilai yang Terdapat dalam Sebuah Buku Pengayaan (Nonfiksi)
Agar lebih memahami seperti apa buku pengayaan, kamu harus membaca rangkuman buku.
Menentukan Nilai-Nilai yang Terdapat dalam Buku Drama
Buku drama merupakan kumpulan dari beberapa naskah drama. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Drama berasal dari bahasa Yunani ”draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi.
Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis, seni kostum, seni rias, dan sebagainya.
F. Menulis Refleksi tentang Nilai-Nilai dari Buku Pengayaan dan Buku Drama
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Dalam hal ini adalah menulis kembali dengan bahasa sendiri terkait dengan buku yang pernah kamu baca.
Menulis Refleksi tentang Nilai-Nilai dari Buku Pengayaan (Non-fiksi)
Bacalah rangkuman buku pengayaan. Bentuklah kelompok bersama teman-temanmu. Kemudian refleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam buku pengayaan tersebut secara singkat dan jelas. Setelah itu, presentasikan di depan kelas.
Daftar Pustaka:
Maman Suryaman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.