Hidup tenang dengan kejujuran, Amanah, dan Istiqamah sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk telah diajarkan bagaimana agar kita bersikap jujur, amanah dan istiqamah.
Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman hidup tenang dengan kejujuran, Amanah, dan Istiqamah . Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.
1. Renungkanlah
Sering kita melihat di tengah-tengah masyarakat, seseorang yang ketika diberi kepercayaan oleh orang lain, lalu mengkhianati amanah tersebut. Dan kita sering pula menyaksikan perilaku orang yang tidak konsisten (istiqamah) dalam melakukan kegiatan. Ada ungkapan: “siapa giat pasti dapat”. Ungkapan ini mengisyaratkan agar kita selalu istiq±mah dalam mengerjakan sesuatu.
2. Mari Berperilaku Jujur
Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, itulah yang dinamakan bohong.
Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang artinya :
“Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” (H.R. Bukhari)
Pada masa jahiliyah sangat sulit mencari orang yang jujur. Dengan kejujuran Rasulullah saw. menjadi orang yang paling terpercaya. Beliau mendapat gelar al-Am³n (dapat dipercaya) dari bangsa Quraisy.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam Islam. Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim. Allah Swt. berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ – ٤٢
“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya ” (Q.S. al-Baqarah/2: 42)
Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:
- mendapatkan kepercayaan dari orang lain,
- mendapatkan banyak teman, dan
- mendapatkan ketentraman hidup karena tidak memiliki kesalahan terhadap orang lain.
3. Mari Berperilaku Amanah
a. Apakah Amanah Itu?
Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti £alat, zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya.
Amanah berkaitan erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga Amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga Amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya…” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Amanah itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Amanah terhadap Allah Swt. Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah wt. berfirman:
الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ – ٢٧
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal/8: 27)
Contoh Amanah kepada Allah Swt. yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah memenuhi Amanah-Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari Amanah-Nya.
- Amanah terhadap sesama manusia. Amanah ini meli puti hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, Allah Swt. berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا – ٥٨
“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan Amanah kepada yang berhak menerimanya… ” (Q.S. an-Nisa’/4: 58)
- Amanah terhadap diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ – ٨
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya ”(Q.S. al-Mu’minμn/23: 8)
b. Hikmah Perilaku Amanah
- Dipercaya orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia.
- Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
- Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.
c. Perilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari
- Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik.
- Menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
- Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah Amanah yang wajib dijaga. Apabila kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga Amanah tersebut.
- Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya.
4. Mari Berperilaku Istiqamah
a. Pengertian Istiqamah
Istiqamah berarti sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiqamah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Istiqamah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Allah Swt. berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ – ١٣
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati ” (Q.S. al- Ahqaf/46: 13)
Ayat di atas menjelaskan sikap orang-orang istiqamah, yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya.
b. Hikmah Perilaku Istiqamah
- Orang yang istiqamah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa kesedihan, dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
- Orang yang istiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di dunia karena ia tekun dan ulet.
- Orang yang istiqamah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu dilindungi oleh Allah Swt.
c. Perilaku Istiqamah dalam Kehidupan Sehari-hari
- selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan apa pun dan di mana pun;
- melaksanakan salat tepat pada waktunya;
- belajar terus-menerus hingga paham;
- selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun masyarakat;
- selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau dibebani