Pada pembahasan kali ini kita akan membahas rangkuman dari materi PKN kelas 8 semester 2 bab 5 yang membahas tentang Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Untuk mengakses rangkuman materi bab yang lainnya silahkan buka halaman Rangkuman Materi PKN Kelas 8
Bab 5 Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Berdirinya Budi Utomo mendorong munculannya organisasi Pemuda, seperti :
Trikoro Dharmo (TK) : Trikoro Dharmo didirikan oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, dkk di Gedung STOVIA Jakarta tahun 1915; merupakan cikal bakal Jong Java; Trikoro Dharmo memiliki tiga visi, yaitu : sakti berarti kekuasaan dan kecerdasan, budi berarti bijaksana, dan bhakti berarti kasih sayang
Jong Sumateranen Bond : Organisasi kepemudaan Persatuan Pemuda-Pelajar Sumatera; didirikan pada tahun 1917 di Jakarta. Pada Kongres ketiga, Jong Sumateranen Bond melontarkan pemikiran Moh. Yamin, yaitu anjuran agar penduduk Nusantara menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dan bahasa persatuan
Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Celebes : Jong Ambon didirikan pada tahun 1918. Selanjutnya, antara tahun 1918–1919, berdiri Jong Minahasa dan Jong Celebes. Salah satu tokoh yang lahir dari persatuan pemuda Minahasa adalah Sam Ratulangi
Tujuan Trikoro Dharmo :
- Mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi Bumi Putra pada sekolah menengah dan kejuruan
- Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya
- Membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tahun 1926, Kongres Pemuda I berhasil merumuskan dasar-dasar pemikiran bersama. Kesepakatan itu meliputi :
- Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda
- Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi pemuda dalam satu wadah
Kongres Pemuda II, atau dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, dilaksanakan dalam tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh penggagasnya, organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
Kongres Pemuda II dihadiri oleh para wakil organisasi kepemudaan, yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumateranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dan lainnya serta pengamat dari pemuda Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Djien Kwie.
Panitia Kongres Pemuda :
Sumpah Pemuda adalah suatu pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Jakarta.
Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia karena perjuangan yang bersifat lokal kedaerahan berubah menjadi perjuangan yang bersifat nasional.
Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 bukan hanya menggerakkan para pemuda untuk meraih kemerdekaan, tetapi juga mempertegas jati diri bangsa Indonesia sebagai sebuah negara. Sumpah Pemuda telah menjadi jiwa dan semangat yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda.
Kemudian, para pemuda membangun komitmen untuk senasib sepenanggungan sebagai satu bangsa, satu tanah air yang pertama-tama ditandai dengan disepakatinya bahasa Indonesia.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin pada selembar kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan secara panjang lebar oleh Muh. Yamin.
Berikut teks Sumpah Pemuda :
Terjadinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu sendiri menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memiliki :
- Potensi : memiliki potensi untuk melakukan perubahan karena pemuda memiliki keinginan kuat untuk belajar dan berubah menjadi lebih baik
- Tanggung Jawab : muncul dari kesadaran, dan pendorong untuk melakukan perubahan adalah keberanian
- Hak : Hak itu sendiri diikuti dengan kewajiban. Bahkan tidaklah baik apabila menuntut hak sedangkan kewajibannya dikesampingkan. Pemuda di tahun 1928 lebih mendahulukan kewajiban berjuang demi bangsa dan negara daripada menuntut hak pribadinya
- Karakter : Pemuda yang melakukan perubahan adalah pemuda yang memiliki karakter berani, menyukai tantangan, kreatif, pekerja keras, dan inovatif
- Aktualisasi Diri : ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Pemuda di tahun 1928 telah mampu mengaktualisasikan dirinya dengan baik
- Cita-Cita : Cita-citalah yang akan melangkah seseorang meraih masa depan yang lebih baik. Pemuda akan memiliki cita-cita yang tinggi karena memang pemuda hidup di dunia gagasan. Jangan takut bermimpi. Takutlah kalau tidak punya mimpi
Nilai-nilai dalam Sumpah Pemuda yaitu :
- Cinta Bangsa dan Tanah Air
- Persatuan
- Sikap Rela Berkorban
- Mengutamakan Kepentingan Bangsa
- Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan
- Semangat Persaudaraan
- Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerja Sama
Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan pada tahun 1927. Digawangi oleh tokoh besar seperti Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono SH, Budiarto SH, dan Dr. Samsi, PNI tumbuh dan berkembang menjadi salah satu partai politik berpengaruh saat itu. Ir. Soekarno pada pada waktu itu berusia ±26 tahun.
Tahun 1927 PNI membentuk badan koordinasi untuk menggalang kesatuan aksi melawan penjajahan. Badan tersebut diberi nama Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Tahun 1929, PNI melakukan kongres dan mencetuskan cita-cita sosialisme dan semangat nonkooperasi. Berita ini pun mulai memicu reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda.
Pemerintah Belanda menangkap para pemimpin PNI, yakni Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinata. Kemudian, keempat tokoh tersebut disidangkan di pengadilan Bandung pada tahun 1930. Dalam persidangan itu, Ir. Soekarno mengajukan pembelaan dengan menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Menggugat.
Wage Rudolf Supratman : ketika penutupan Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubhuis, WR. Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya berjudul ”Indonesia” melalui gesekan biola. Hingga saat ini, lagu ciptaan Supratman berjudul ”Indonesia Raya” menjadi lagu kebangsaan negara Indonesia.
Chairil Anwar adalah : Angkatan ‘45 yang terkenal dengan puisinya yang berjudul ”Aku”. Berkat puisinya itu, ia memiliki julukan ‘Si Binatang Jalang’. Chairil lahir di Medan, 26 Juli 1922. Ia adalah putra mantan Bupati Indragiri, Riau, dan masih memiliki ikatan keluarga dengan Perdana Menteri Pertama Indonesia, Sutan Sjahrir.
Wolter Monginsidi : Banyak perlawanan terhadap penjajah dipimpin olehnya. Tanggal 28 Februari 1947, ia ditangkap oleh bala tentara Belanda di Sekolah SMP Nasional Makassar, kemudian dipenjara, dan kakinya dirantai. Tanggal 17 Oktober 1948, bersama Abdullah Hadade, HM Yoseph, dan Lewang Daeng Matari, Wolter berhasil melarikan diri dari penjara melalui cerobong asap dapur.
I Gusti Ngurah Rai : tertarik dengan militer sejak kecil, bergabung dengan HIS Denpasar, melanjutkan MULO di Malang, kemudian bergabung dengan sekolah kader militer, Prayodha Bali, Gianyar. Pada 1940, Ngurah Rai dilantik sebagai Letnan II yang kemudian melanjutkan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang dan pendidikan Artileri, Malang.
Simbol-simbol negara :
a. Bendera Negara : Merah Putih
b. Bahasa : Indonesia
c. Lambang Negara : Garuda Pancasila
d. Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya