Materi Seni Budaya Kelas 11 Bab 12 Konsep Teater Modern

Hai teman-teman semua! Apa kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap bersemangat mengikuti berbagai aktivitas belajar, baik secara luring, online, atau hybrid. Hari ini penulis akan membagikan materi Seni Budaya kelas 11 bab 12 mengenai Konsep Teater Modern. Yuk, langsung simak ulasannya di bawah ini ya.

Bab 12:
Konsep Teater Modern


Pengertian Seni Peran (Akting)

Akting adalah peri pelakuan yang dilakukan oleh seseorang (aktor) untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain itu yakin pada apa yang dilakukannya.

Akting bukan perlakuan biasa yang dilakukan oleh setiap orang dalam peri pelakuan sehari-hari, melainkan peri pelakuan yang dilakukan oleh seseorang (pemeran) untuk bisa menjadi orang lain. 

Akting dalam kegiatan harus bisa meyakinkan orang dan orang yang diyakinkan itu menyukainya. Pelukis bekerja dengan kanvas, cat dan kuas. Pematung bekerja dengan kayu, batu, gips, dan besi. Sastrawan bekerja dengan pena dan kertas. 

Aktor melalui peragaan alat-alat tubuhnya, mencakup roh dan jiwa yang diekspresikan dalam tindak perbuatan dan peri perlakuan yang aktif. Agar alat-alat tubuhnya mampu berekspresi dengan baik, aktor harus menjalani jenjang-jenjang pemahiran, pelenturan, pemekaan, dan penangkasan atas alat-alat akting tersebut. 

Jenjang-jenjang tersebut adalah latihan dasar yang merupakan tahap perdana sebelum latihan dengan naskah yang mengurai peran dengan berbagai sifat, tabiat karakter, perangai dan perilaku. Akting ada 2, yaitu akting presentasional dan representasional. 

1. Akting Presentasional

Akting presentasional adalah pemeran memadukan tubuh-roh-jiwa dari karakter yang ada di dalam naskah, ke dalam dirinya. Sehingga menghasilkan mutu akting yang wajar-indah-tepat. Menggunakan metode realisme Konstantin Stanislavski. 

2. Akting Representasional

Akting representasional adalah bentuk sajian teater paling tua, bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional yang menitik beratkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan batin. 

Latihan Seni Peran (suara)

Latihan teknik pemeranan meliputi olah suara dan olah tubuh. Olah suara yang harus dilatih, kejelasan ucapan agar setiap sukukata yang diucapkan cukup terdengar, tekanan ucapan agar isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat yang diucapkan bisa ditonjolkan, dan kerasnya ucapan agar kalimat yang diucapkan cukup terdengar oleh seluruh penonton.

1. Latihan Kejelasan Ucapan

  1. Latihan berbisik: dua orang berhadapan, membaca naskah dalam jarak dua atau tiga meter dengan cara berbisik.
  2. Latihan mengucapkan kata atau kalimat dengan variasi tempo, cepat dan lambat. 

2. Melatih Tekanan Ucapan

  1. Tekanan dinamik: keras-pelannya ucapan. Fungsinya untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat
  2. Tekanan tempo: cepat-lambatnya ucapan. Fungsinya untuk menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan dari kalimat
  3. Tekanan nada : lagu daripada ucapan

Teknik ucapan pemeran teater lebih rumit dibanding teknik ucapan pemeran film atau sinetron. Ucapan pemeran teater harus jelas, menggambarkan isi pikiran dan isi perasaan, harus keras, karena ucapan pemeran dalam pertunjukan menempuh jarak lebih jauh. 

3. Melatih Kerasnya Ucapan

  1. Mengucapkan kata atau kalimat tertentu dalam jarak 10 atau 20 meter. Yang harus selalu dipertanyakan ialah: sudah jelaskah? Sudahkah menggambarkan isi pikiran dan perasaan? Sudah wajarkah? 
  2. Latihan menggumam. Gumaman harus stabil dan konstan. Gunakan imajinasi dengan mengirim gumaman ke cakrawala. Bayangkan “gumaman” yang dikeluarkan lenyap di cakrawala. Seperti gambar berikut : 
materi seni budaya kelas 11 bab 12

Ketiga teknik ucapan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh ketika pemeran sedang berbicara atau berdialog. Ketiganya saling mengisi dan melengkapi. Sebelum melatih teknik ucapan, lakukan pemanasan terlebih dahulu. Seperti mengendurkan urat-urat pembentuk suara, urat-urat leher, dan membuat rileks seluruh anggota tubuh. 

Latihan Seni Peran (tubuh)

Bentuk tubuh, cara-cara berdiri, duduk dan jalan memperlihatkan kepribadian kita. Motivasi-motivasi untuk melakukan gerak lahir dari sumber-sumber fisikal (badaniah), emosional (perasaan), mental (pikiran), dan setiap tindakan (action) kita berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati (impuls). 

Tulang punggung dapat menyampaikan pada penonton berbagai kondisi yang kita alami, apakah lagi tegang atau tenang, letih atau segar, panas atau dingin, tua atau muda, dan membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi suara kita. Secara anatomis, bagian tulang punggung terdiri dari : 

  1. 7 buah ruas tulang tengkuk (Leher) 
  2. 12 buah ruas tulang belakang (Bagian bahu dan dada tulang punggung) 
  3. 5 buah ruas tulang pinggang (Tulang punggung bagian tengah) 
  4. 5 buah ruas tulang kelangkang bersatu dan 4 ruas tulang ekor (Bagian akar, dasar atau ekor tulang punggung) 

Berikut contoh latihan olah tubuh (menjatuhkan kepala ke belakang): 

materi seni budaya kelas 11 bab 12

Improvisasi adalah penciptaan spontan atau pertunjukan yang dilakukan tanpa persiapan/dirancang terlebih dahulu. Adegan-adegan berlangsung tanpa direncanakan sebelumnya. Latihan improvisasi penting bagi pemeran untuk melatih daya inisiatif, inovatif, dan kreatif. Dapat membantu menghilangkan rasa malu dan keraguan terhadap diri pemeran. 

Dengan latihan improvisasi, pemeran dapat mengatasi persoalan yang terjadi saat pertunjukan berlangsung. Seperti ketika pemeran atau lawan main lupa dialog, pemeran dapat mengatasinya, sehingga penonton tidak tahu bahwa telah terjadi kesalahan. 

Latihan improvisasi ada 3, yaitu improvisasi perorangan (solo), improvisasi dengan pasangan, improvisasi dengan rangka cerita, dengan benda-benda/perabotan, dan sebagainya. 

Karakter Tokoh dalam Seni Peran

Karakter tokoh adalah manusia atau watak dalam cerita yang berbentuk naratif atau drama yang diberi sifat-sifat tertentu termasuk perangai dan pemikiran yang dikenal melalui percakapannya, yaitu dialog dan apa yang mereka lakukan dalam bentuk aksi. 

Berdasar perangai dan nilai moral suatu watak yang lahir melalui percakapan dan aksi itu membentuk sebagian dari motivasi watak. Suatu watak pada dasarnya tidak berubah atau tidak bertukar dari segi rupa, sifat-sifat bawaan dan pemikiran, dari awal hingga akhir cerita. 

Karakter tokoh adalah tokoh hidup, bukan tokoh mati yang hanya merupakan boneka di tangan pengarang. Tokoh hidup dalam lakon adalah watak, pribadi yang memiliki ciri-ciri yang khas, punya perangai dan tabiat tertentu, yang karakteristik.  Tokoh yang hidup di dalam lakon adalah tokoh yang memiliki 3 dimensi, yaitu: 

  1. Dimensi fisik: ciri-ciri badani 
  2. Dimensi sosiologis: ciri-ciri kehidupan masyarakat 
  3. Dimensi psikologis: ciri-ciri kejiwaan 

Setiap dimensi terdiri dari unsur-unsur yaitu: 

  1. Ciri-ciri badani (fisik): usia (tingkat kedewasaan), jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri tubuh, wajah
  2. Latar belakang kemasyarakatan (sosiologis): status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan dalam masyarakat, pendidikan, kehidupan pribadi maupun keluarga, agama, kepercayaan, pandangan hidup, ideologi, aktivitas sosial (dalam organisasi), kegemaran (hobi), Kewarganegaraan, keturunan, suku, bangsa
  3. Latar belakang kejiwaan (psikologis): Ukuran-ukuran moral untuk mengatakan yang baik dan yang tidak baik, mentalitas, temperamen, keinginan-keinginan pribadi, perasaan-perasaan pribadi, sikap dan kelakuan, kecerdasan, keahlian, dan kecakapan khusus dalam bidang tertentu.

Daftar Pustaka: 
Bangun, S. C., dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Materi Bahasa Inggris Kelas 11 Bab 6 Cause & Effect

Halo teman-teman. Yuk kita lanjutkan materi Bahasa Inggris kelas 11 bab 6. Kali ini kita a…