Materi PAI Kelas 9 Bab 12 Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi dan Menghargai Perbedaan

Menyuburkan kebersamaan dengan toleransi dan menghargai perbedaan tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk telah diajarkan bagaimana agar kita selalu bersikap menjaga kebersamaan dengan saling toleransi sehingga sangat menghargai perbedaan.

Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman menyuburkan kebersamaan dengan toleransi dan menghargai perbedaan. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.

Materi PAI Kelas 9 Bab 12  Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi dan Menghargai Perbedaan


1. Mari Membaca Q.S al-Hujurat/49:13

Ayat-ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan keanekaragaman manusia yang Allah Swt. ciptakan dengan berbangsabangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Bacalah ayat yang mulia ini dengan tartil !

a. Q.S al-Hujurat/49:13

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ – ١٣

  1. Memahami Tajwid tentang Tanda Waqaf

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti/menahan. Menurut istilah ilmu tajwid, pengertian waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan nia meneruskan bacaan selanjutnya. Waqaf dibedakan menjadi 5 macam berikut ini.

  1. Waqaf Lazim

Waqaf lazim artinya harus berhenti. Ketika kalian membaca al-Qur’ān kemudian menemukan waqaf lazim, itu artinya pada tempat yang terdapat tanda waqaf lazim tersebut harus berhenti (waqaf) untuk mengambil nafas, baru kemudian melanjutkan bacaan. Waqaf lazim ini disebut juga dengan waqaf taam (waqaf sempurna). 

  1. Waqaf Jaiz

Ketika membaca al-Qur’ān dan menemukan tanda waqaf jaiz, maka kalian boleh berhenti (waqaf) atau meneruskan bacaan (washal). Namun, ada yang diutamakan waqaf (berhenti) dan ada yang lebih diutamakan untuk washal (terus). Oleh karena itu, waqaf jaiz ini sendiri dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

  1. Jaiz Kaf

Ketika pembaca al-Qur’ān menemukan waqaf Jaiz Ka” maka ia boleh waqaf dan boleh washal (diteruskan), namun lebih diutamakan untuk waqaf (berhenti).

  1. Jaiz Tasawi

Ketika pembaca al-quran menemukan waqaf (Jaiz tasawi), maka boleh waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan), keduanya hukumnya sama, tidak ada yang lebih utama.

  1. Jaiz Hasan

Ketika pembaca al-quran  menemukan waqaf Jaiz hasan maka ia boleh membaca waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan), tetapi membaca washal lebih utama.

  1. Waqaf Muraqabah / Mu’anaqah

Apabila pembaca al-quran menemukan tanda waqaf muraqabah/mu’anaqah, maka pembaca itu harus berhenti pada salah satu tanda waqafnya. Tanda waqafnya adalah (titik tiga yang terletak pada dua tempat).

  1. Waqaf Mamnu’

Waqaf mamnu’ maksudnya dilarang berhenti pada tempat yang terdapat tanda waqaf ini. Pada tempat tersebut dilarang berhenti karena masih terdapat keterkaitan makna antara kalimat yang dibaca dengan kalimat berikutnya, sehingga terjadi perubahan makna apabila terputus dalam membacanya.

  1. Saktah

Apabila pembaca al-quran mendapati tanda waqaf saktah, maka ia harus berhenti sejenak, tetapi jangan mengambil nafas.

  1. Mari Belajar Mengartikan Q.S al-Hujurat/49:13

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ – ١٣

Terjemah:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

  1. Memahami Kandungan Q.S al-Hujurat/49:13

Q.S al-Hujurat/49:13 ini mengandung pesan yang luar biasa, yakni kita diajarkan untuk

tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan kekayaan, warna kulit, ras, suku bangsa, dan perbedaan fisik lainnya.

Rasulullah saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, seperti yang disabdakan dalam hadis berikut ini yang artinya : 

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” (H.R. Ibnu Majah)

Sebagai seorang mukmin, hendaknya menghargai perbedaan di antara kaum mukminin, sebab sesama mukmin adalah bersaudara, yang satu sama lain saling menguatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw. Yang artinya :

 “Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lainnya.” (H.R. at-Tirmizi)


Daftar Pustaka : 

Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Rangkuman Materi PAI Kelas 9 K13 Revisi, Lengkap!

Rangkuman Materi PAI Kelas 9 | Pada halaman ini kami sudah merangkum semua materi PAI untu…