Kritik Musik

Halo teman-teman! Apa kabar? Penulis harap kamu dalam keadaan sehat dan tetap semangat mengikuti pembelajaran di kelas 10 ini. Nah, hari ini penulis akan membagikan materi Seni Budaya kelas 10 mengenai Kritik Musik. Apakah kamu sudah siap? Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini ya.

Bab 12: Kritik Musik


materi seni budaya kelas 10 bab 12
Concept image about music piracy and copyright protection law featuring a gavel and headphones on tabletop

Pengertian Kritik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik berarti kecaman, disertai uraian, dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dsb. Kritik akan membawa kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju. 

Kritik sebuah karya seni merupakan hal utama untuk kemajuan positif. Kritik musik dalam pertunjukan seni adalah pertimbangan baik atau buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu dalam pertunjukan seni. 

Kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi. Juri dalam suatu kompetisi atau pertunjukan musik dapat disamakan dengan orang yang memberi kritik (kritikus). 

Kritikus berperan sebagai penilai dan apresiator, yaitu orang yang dapat menghargai karya yang sedang diamati. Kritikus dapat menilai produksi musik sebagai baik atau buruk, dan juga menguraikan atau menjelaskan mengapa musik itu baik atau buruk. 

Seorang kritikus harus memiliki kemampuan dasar yaitu : 

  1. Kemampuan atau pengalaman untuk observasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti 
  2. Kemampuan atau pengalaman mendengarkan lagu dari beragam genre musik dan tentang gaya lagu dari masing-masing genre 
  3. Memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi/pemain musik) sehingga terdengar lebih menarik

Kritik Pedagogik

Nilai-nilai estetik dalam lagu atau musik memperlihatkan gaya dari lagu/musik yang dinyanyikan. Kritikus juga harus memiliki pengetahuan tentang tingkat kesulitan lagu-lagu yang dinyanyikan atau dimainkan oleh musisi.

Menurut Sem C. Bangun, dalam bukunya Kritik Seni Rupa, jenis kritik seni ada 4, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer. 

Objek kritik pedagogik adalah karya musik para siswa yang dimainkan atau dinyanyikan secara individual dan kelompok. Tujuan kritik pedagogik adalah untuk memotivasi bakat dan potensi siswa di sekolah (Bangun, 2011). Kritik pedagogik merupakan bagian dari proses pembelajaran musik di sekolah.

Kritik pedagogik bertujuan untuk membuat siswa yang dikritik mengetahui kekurangannya dalam bermain musik dan memahami mengapa kekurangan itu terjadi dan untuk memberi pengalaman pada siswa yang dikritik maupun siswa yang mengkritik untuk belajar berargumentasi tentang musik/lagu. 

Melalui pemahaman kritik pedagogik, siswa tidak hanya dapat menilai hasil karya musik siswa lain dengan mengatakan: ‘benar’ atau ‘salah’, ‘bagus’ atau ‘tidak bagus’, tetapi dapat memberi penjelasan atas penilaiannya sebagai upaya untuk memotivasi bakat dan potensi siswa lain. 

Upaya tersebut akan menjadi lebih baik apabila siswa yang memberi kritik juga dapat memberi masukan atau input kepada siswa yang dikritik. 

Cara menyampaikan kritik musik:

  1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah 
  2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional 
  3. Kritik yang baik adalah memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya seni menuju perbaikan dan kepuasan 
  4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni

Tahap Kritik Musik

Berdasar teori kritik yang dikemukakan oleh Feldman (1967), kritik seni ada empat tahap, yaitu: deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi atau penilaian. 

1. Tahap Deskripsi

Mengacu pada proses pengumpulan data yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Kritikus hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu musik atau pertunjukan musik.  

2. Tahap Analisis Formal

Mengacu pada proses analisis yang memberi kritik  terhadap musik yang dimainkan. Kritikus mengemukakan hasil analisisnya tentang bunyi yang dihasilkan, nada, ritme, harmonisasi akord, dinamika, atau warna suara. Tahap ini menekankan elemen-elemen musik yang dimainkan. Berikut contoh analisis formal : 

materi seni budaya kelas 10 bab 12

3. Tahap Interpretasi

Mengacu pada proses ketika kritikus memaknai musik berdasar pemahaman dan analisis yang telah dilakukannya dengan teliti. Tahap ini tidak bertujuan untuk menilai musik yang diamati. Berikut contoh interpretasi: 

materi seni budaya kelas 10 bab 12

4. Tahap Evaluasi

Mengacu pada proses ketika kritikus menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang dimainkan, Kritikus memberi penilaian.

Penilaian kritikus bukan penilaian subjektif yang tidak berdasar, tetapi penilaian yang dilatarbelakangi oleh pemahaman mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan kemampuan memaknai musik yang dimainkan. 

Penilaian tahap evaluasi adalah baik atau buruk, benar atau salah, atau berhasil atau gagal. Baik, benar, atau berhasil berhubungan dengan penilaian positif yang ditemukan kritikus.

Buruk, salah, atau gagal berhubungan dengan penilaian negatif. Penilaian memiliki tujuan untuk memotivasi, mendukung potensi dan pengetahuan siswa dalam bidang musik.  

Sistematika Kritik Musik

Secara tertulis, kritik musik memiliki sistematika penulisan yang mencakup: pendahuluan, deskripsi, analisis,  interpretasi, dan evaluasi sebagai bahan kesimpulan. 

1. Pendahuluan

Merupakan latar belakang kritik yang berhubungan dengan pengalaman yang kamu peroleh setelah menyaksikan konser musik. Dalam konser musik, kamu berperan sebagai pendengar, bukan pemain. Genre musik dalam konser merupakan genre musik yang kamu pahami dengan baik. 

2. Deskripsi

Berisi seluruh informasi tentang penyelenggaraan pertunjukan atau konser musik. Seperti tanggal, waktu, lokasi pertunjukan, nama band/ pemain musiknya, apa yang kamu saksikan dalam pertunjukan itu, jenis atau genre musik apa yang dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan sebagainya yang dapat kamu amati secara konkrit. 

3. Analisis

Fokuskan pada musik yang dimainkan. Amati cara pemain musik memainkan karya musik atau lagu mereka, seperti kemampuan musikal masing-masing pemain dalam memainkan musik, mengekspresikan musik, menginterpretasikan musik, keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengkalimatan (phrasing) lagu, intonasi, dsb.

4. Interpretasi

Kamu juga wajib memaknai musik atau lagu yang dimainkan dalam pertunjukan musik. Pemaknaan musik yang dimainkan tidak dapat terjadi apabila kamu tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang musik, pencipta, nilai-nilai estetik, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik dihasilkan. 

Dalam interpretasi, kamu dituntut untuk memiliki berbagai referensi yang diperoleh dari berbagai sumber untuk melengkapi pengetahuan yang kamu miliki sebagai upaya untuk mengungkapkan makna dari musik yang dimainkan. 

5. Evaluasi

Kamu dapat memberi penilaian terhadap pertunjukan atau konser musik yang kamu saksikan. Penilaian yang kamu tuliskan bukan berupa penilaian-penilaian pribadi atau subjektif, tetapi dilandaskan pada analisis dan interpretasi yang telah kamu lakukan dalam tahap sebelumnya.

Daftar Pustaka: 
Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Makalah Persamaan Linier Tiga Variabel

Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah yang berisi pembahasan mengenai suatu topik terte…