Menghiasi pribadi dengan berbaik sangka dan beramal shaleh tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah.
Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE K13 edisi revisi terbitan Kemdikbud RI dan bisa digunakan sebagai sumber belajar yang terpercaya.
Materi PAI Kelas 8 Bab 10 Menghiasi Pribadi dengan Berbaik Sangka dan Beramal Shaleh
1. Mari Memahami Amal Saleh
Perhatikan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-‘Ashr/103: 2-3 berikut ini:
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ – ٢اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ – ٣
Artinya : “ Sungguh manusia berada dalam kerugian (2). Kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (3).” (Q.S. al-‘Ashr/103: 2-3)
Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang melakukan empat hal, yaitu :
- beriman kepada Allah Swt.
- beramal saleh atau amal kebajikan
- saling menasihati untuk kebenaran
- saling menasihati untuk kesabaran
Kata amal saleh berasal dari kata “amilus”, yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengan akal rasional, al-Qur’an serta as-Sunnah. Kebalikan dari amal saleh adalah amal sayyi’ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunya maupun orang lain.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surat az-Zalzalah/99: 7-8 :
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ – ٧وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ – ٨
Artinya : “ maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji sawi), niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7). Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah (biji sawi), dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S. az-Zalzalah/99: 7-8)
Suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut:
- Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya.
- Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt.
- Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda :
Artinya: “ Dar Abu Dzar undub Bin unadah r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda
kepadaku: “janganlah sekali-kali kamu mencemooh perbuatan baik seberapa
pun kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap
saudaramu dengan muka yang berseri-seri” (H.R. Muslim)
Wahai generasi muda Islam, ketahuilah bahwa amal saleh ada tiga macam, yaitu :
1. Amal saleh terhadap Allah SWT., yaitu menjalankan perintah Allah Swt. Dan meninggalkan larang-Nya. Contohnya adalah salat, zakat, puasa, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya
2. Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah memberikan senyuman, bersikap ramah, bertutur kata yang santun, dan menolong kaum duafa.
3. Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian alam contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan penghijauan.
Pahala amal jariyah akan terus mengalir selama orang yang masih hidup masih dapat memanfaatkan hasil kebajikan yang ia tinggalkan di dunia. Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya:
Artinya : “dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (H.R. Muslim)saudaramu dengan muka yang berseri-seri” (H.R. Muslim)
2. Manfaat Beramal Saleh
- Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt.
- Diberi tambahan petunjuk
- Diberi kehidupan yang baik dan layak
- Dihapuskan dosa-dosanya
- Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat
3. Berbaik Sangka
Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Lawan dari husnudzon adalah su’udzon atau buruk sangka. Berburuk sangka merupakan perilaku tercela yang akan mendatangkan mudarat, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Allah Swt. melarang berburuk sangka, sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. al-Hujurat/49: 12 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ – ١٢
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Hujurat/49: 12)
Rasulullah s.a.w. juga melarang berburuk sangka, sebagaimana hadis berikut ini :
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.” (H.R.Bukhari)
Berbaik sangka ada tiga macam, yaitu :
- Berbaik sangka kepada Allah Swt
- Berbaik sangka kepada diri sendiri.
- Berbaik sangka kepada orang lain
4. Manfaat Baik Sangka
- Hidup menjadi tenang dan optimis
- Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
- Membentuk pribadi yang tangguh
- Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain
- Menjadikan seseorang kreatif
- Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa
- Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
- Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
- Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
Daftar Pustaka :
Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.