Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak TK telah diajarkan bagaimana agar kita selalu mengambil teladan dari masa-masa setelah jaman Rasulullah.
Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman Pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemdikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.
Materi PAI Kelas 8 Bab 13 Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah
1. Pemerintah Daulah Abbasiyah
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Daulah Abbas menjadi lima periode:
- Periode Pertama (132 -232 H / 750-847 M), disebut periode pengaruh Arab dan Persia pertama.
- Periode Kedua (232- 334 H / 847-945), disebut periode pengaruh Turki pertama.
- Periode Ketiga (334-447 H 947-1055 M), masa kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
- Periode Keempat (447-590 M / 1055-1194 M), masa kekuasaan daulah Bani Seljuk dalam pemerintahan Khilafah Abbasiyah biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali) Kesultanan Seljuk Raya (salajiqah al-Kubra/Seljuk Agung).
- Periode Kelima (590-659 H / 1194-1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani Abbasiyah
Adapun cendekiawan-cendekiawan Islam pada masa Daulah Abasiyah adalah sebagai berikut :
a. Bidang ilmu Filsafat
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Filsafat ini adalah Abu Basyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan yang dikenal dengan al-Farabi, Abu Yusuf bin Ishak yang dikenal dengan al-Kindi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusd, Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail.
b. Bidang ilmu Kedokteran
Tokoh cendekiawan Islam di bidang kedokteran ini adalah Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia, Hunaian bin Ishak yang dikenal sebagai ahli penerjemah buku-buku asing, Ibnu Sahal, ar-Razi (ahli penyakit campak dan cacar), dan Thabit Ibnu Qurra.
c. Bidang ilmu Matematika
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu matematika ini adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (penemu huruf nol) yang dengan bukunya Algebra, Geometri Ilmu Matematika, Umar bin Farukhan (bukunya Quadripartitum), Banu Musa (ilmu mengukur permukaan, datar, dan bulat).
d. Bidang ilmu Falak
Tokoh cendekiawan Islam dibidang ilmu Falak ini adalah Abu Masyar al-Falaky (bukunya Isbatul Ulum dan Haiatul Falak), Jabir Batany (membuat teropong bintang, Raihan Bairuny (bukunya al-Afarul Bagiyah’ainil Khaliyah, Istikhrajul Autad dan lain-lain).
e. Bidang ilmu Astronomi
Tokoh cendekiawan Islam di bidang Astronomi adalah al-Farazi (pencipta Astro Lobe), al-Gattani/Albetagnius, al-Farghoni atau Alfragenius.
f. Bidang ilmu Tafsir
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tafsir ini adalah Ibnu Jarir at-abary, Ibnu Atiyah al-Andalusy, as-Suda, Mupatil bin Sulaiman, Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
g. Bidang ilmu Hadis
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Hadis ini adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, at-Tarmidzi, dan lain-lain
h. Bidang ilmu Kalam (tauhid)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Kalam ini adalah Wasil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, ad-Dhaam, Abu Hasan al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam al-Gazali. Pembahasan ilmu tauhid semakin luas dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
i. Bidang ilmu Tasawuf (ilmu mendekatkan diri pada Allah SWT)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tasawuf ini adalah al-Qusyairy dengan karyanya ar-Rialatul Qusyairiyah, Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma’arif, Imam al-Gazali dengan karyanya al-Bashut, al-Wajiz, dan lain-lain.
j. Para imam Fuqaha (ahli Fiqh)
Tokoh cendekiawan Islam para iman Fuqaha ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambali.
3. Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Abbasiyah
Pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah adalah:
1. Kota Bagdad, merupakan ibu kota negara Kerajaan Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Kota ini terletak di tepian Sungai Tigris. Masa keemasan Kota Bagdad terjadi pada pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya al-Ma’mun (813-833 M).
2. Kota Samarra, letaknya di sebelah timur Sungai Tigris yang berjarak kurang lebih 60 km dari Kota Bagdad. Di kota ini terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lain.
Daftar Pustaka :
Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.