Pementasan Teater Tradisional

Wah ga terasa ya guys, kita sudah sampai nih di penghujung pembelajaran seni budaya di kelas 10. Nah, pada kesempatan kali ini, penulis ingin membagikan materi seni budaya kelas 10 mengenai Pementasan Teater Tradisional khusus untuk kamu aja. Nah, tanpa menunggu lama, yuk langsung simak ulasan di bawah ini ya.

Bab 16: Pementasan Teater Tradisional


materi seni budaya kelas 10 bab 16

Pengertian Teater

Teater dalam arti umum adalah kegiatan manusia dalam menggunakan tubuh atau benda-benda yang dapat digerakan, di mana suara, musik dan tarian sebagai media utamanya untuk mengekspresikan cita, rasa dan karsa seni. 

Teater dalam  arti  luas  adalah  segala tontonan yang dipertunjukan di depan  orang banyak, seperti : Wayang Wong, Pementasan Topeng, Wayang Golek, Wayang Kulit, Wayang, Ketoprak, Ludruk, Srandul, Randai, Longser, Akrobatik, Sepak Bola, dan berbagai pertunjukan musik atau Karawitan, Karnaval Seni, dsb. Dalam arti sempit teater adalah Drama. 

Drama adalah  kisah  hidup  dan  kehidupan  manusia  yang di ceritakan di atas  pentas, disaksikan oleh orang banyak atau penonton dengan media: percakapan, gerak dan laku dengan tata pentas atau dekor (layar dst.)  didasarkan pada naskah tertulis atau tidak tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian, dan atau tarian. 

Ciri-ciri Teater

1. Ciri Umum Teater

  1. Menggunakan bahasa daerah
  2. Dilakukan secara improvisasi
  3. Ada unsur nyanyian dan tarian
  4. Diiringi tetabuhaan (musik daerah)
  5. Dagelan/banyolan selalu mewarnai
  6. Adanya keakraban antara pemain dan  penonton
  7. Suasana santai

2. Ciri Teater Tradisional

Teater tradisional ada 2 bagian yaitu teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana. Teater tradisional rakyat hadir dari spontanitas kehidupan dalam masyarakat, dihayati oleh masyarakat dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Ciri-ciri teater tradisional rakyat: 

  1. Cerita tanpa naskah, digarap berdasar peristiwa sejarah, dongeng, mitologi, dan kehidupan sehari-hari
  2. Penyajian dengan dialog, tari dan nyanyian 
  3. Unsur lawakan selalu muncul
  4. Nilai dari pelaku dramatik dilakukan secara spontan, dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis
  5. Pementasan menggunakan tetabuhan atau musik tradisional
  6. Penonton mengikuti pementasan secara santai, akrab, dan tidak terelakan adanya dialog langsung antara pelaku dan publiknya
  7. Mempergunakan bahasa daerah
  8. Tempat pementasan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton)

Contoh teater tradisional rakyat Bali yaitu Topeng Arya : 

materi seni budaya kelas 10 bab 16

Contoh teater tradisional rakyat Jawa Timur yaitu Ludruk : 

materi seni budaya kelas 10 bab 16

2. Ciri Teater Istana

Teater istana adalah teater tradisional dalam yang telah mencapai tingkat tinggi secara teknis dan coraknya. Teater istana lahir dilingkungan istana (pusat kerajaan).

Pementasan teater istana harus mematuhi aturan-aturan etis (tata kesopanan) dan estetis (nilai keindahan) yang telah digariskan berdasar aturan baku. Ciri-ciri teater istana : 

  1. Adanya sumber cerita/naskah baku, bersumber dari cerita ramayana, mahabarata, cerita panji 
  2. Penyajian dengan dialog, tari dan nyanyian 
  3. Nilai dari pelaku dramatik dilakukan secara baku
  4. Pementasan menggunakan tetabuhan atau musik yang lebih lengkap dan rumit
  5. Penonton mengikuti pementasan secara hidmat dan berjarak 
  6. Menggunakan bahasa baku Sansekerta, Kawi
  7. Tempat pementasan bersifat khusus (dalam istana, pendopo) dengan penonton keluarga istana dan tamu kehormatan) 

Contoh teater tradisional istana yaitu Wayang Golek : 

materi seni budaya kelas 10 bab 16

Contoh teater tradisional istana yaitu Wayang Wong : 

Fungsi Teater

  1. Pemanggil kekuatan gaib 
  2. Penjemput roh-roh baik untuk mengusir roh jahat
  3. Peringatan pada nenek moyang dengan menirukan kegagahan atau kesigapannya
  4. Pelengkap upacara sehubungan dengan saat tertentu perputaran waktu 
  5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat hidup manusia 

Unsur Pementasan Teater

  1. Panitia pementasan: memiliki dua wilayah kerja, yaitu panitia artistik/pelaku/kreator seni dibawah pimpinan seorang  Sutradara dan panitia non-artistik/penggiat seni dipimpin oleh pimpinan produksi.
  2. Materi pementasan teater: wujud karya teater yang dibangun melalui proses kreatif seniman/komunitas melalui tahapan dengan menggunakan medium tertentu bersifat kolektif dengan tanggungjawab bersama dan memiliki fungsi tertentu pula bagi penonton/masyarakat. Fungsi seni yang dimasud, apakah untuk hiburan atau memiliki fungsi lain terkait kegiatan adat dan upacara
  3. Penonton: orang-orang yang sengaja datang untuk menyaksikan pementasan. Penonton dapat dikatakan sebagai apresiator, penikmat, penilai, terhadap materi seni (seni teater) yang dipentaskan.
  4. Tempat pementasan: tempat berlangsungnya pementasan  dapat dilakukan  di dalam (indoor) dan di luar gedung pementasan (outdoor)

Teknik Pementasan Teater

Teknik pementasan teater tradisional ada 3 jenis yaitu teater tutur, boneka dan manusia. Teater tradisional termasuk dalam teater boneka, media utamanya menggunakan boneka atau tiruan dari benda atau mahluk hidup yang dijadikan alat untuk menyampaikan cerita atau lakon. Tokoh yang menghidupkan lakon dengan media boneka disebut dalang. 

Contoh teater boneka yaitu wayang golek, wayang kulit, wayang cepak, ondel-ondel, hudok, dsb. Contoh teater manusia yaitu Mamanda (Kalimantan Selatan), Randai (Sumatra Barat), Lenong (Betawi), Topeng Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Uyeg dari Jawa Barat, Ludruk,  Ketoprak dari (Jawa Tengah, Jawa Timurt), dsb. 

Teater manusia yaitu pementasan teater tradisional atau non tradisional dengan media utamanya adalah manusia, yang melakukan aksi seni peran di atas pentas yang dijalin oleh sebuah lakon dengan beberapa unsur artistik pentas sebagai pendukungnya. 

Pementasan  teater merupakan hasil kreativitas para pendukung pentas, yaitu pelaku seni (sutradara, pemeran, pemusik, penari, penata artistik) dan penggiat seni (pimpinan produksi dan panitia pementasan nonartistik). 

Kreativitas Teater

Kreativitas teater adalah metode atau cara untuk mengoptimalkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pembelajaran seni teater terhadap penguasaan dan pengolahan tubuh, suara, sukma dan pikir yang dimiliki para siswa dengan totalitas, penuh kesadaran, dan tanggungjawab sesuai tugas yang diembannya. 

Langkah-langkah kreativitas pementasan teater siswa di sekolah : 

  1. Melakukan pengamatan tempat pementasan yang akan digunakan 
  2. Menyiapkan kebutuhan handprop pementasan 
  3. Menyiapkan kebutuhan rias dan busana pemain sesuai peran 
  4. Memasang dan menata sett dan property panggung (multimedia) 
  5. Memasang dan menata alat musik 
  6. Memasang dan balancing sound system
  7. Memasang dan menata lampu
  8. Melakukan orientasi (penyesuaian) tempat pementasan 
  9. Melakukan manajemen pentas (mengatur keluar masuk set pentas yang digunakan
  10. Melakukan gladi bersih pementasan
  11. Mementaskan seni teater bersumber teater tradisional (kolaborasi seni) karya siswa
  12. Melakukan evaluasi pementasan teater karya siswa. Hal ini dapat dilakukan setelah pementasan dengan tujuan membangun kritik seni teater atau dapat dilakukan dalam situasi pembelajaran kelas dengan bentuk evaluasi laporan tertulis terkait pementasan yang dilakukan siswa.

Daftar Pustaka: 
Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Materi Seni Budaya Kelas 10 Semester 1 dan 2

Materi Seni Budaya Kelas 10 | Seni Budaya merujuk pada kesenian dan kebudayaan yang diprak…