Halo semuanya! Apa kabar? Masih semangat ya mengikuti pembelajaran Seni Budaya di kelas 10? Nah, hari ini penulis ingin membagikan materi Seni Budaya kelas 10 mengenai cara Menyusun Naskah Lakon. Apakah kamu sudah siap? Yuk, langsung simak ulasan di bawah ini.
Bab 8: Menyusun Naskah Lakon
Naskah Lakon
Lakon dalam adalah hasil karya kolektif masyarakat, seniman/ sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah dengan cara ditulis atau tidak tertulis (leluri).
Lakon menurut seniman/kreator seni teater merupakan bahan baku atau sumber ide, gagasan dalam menyampaikan pesan estetis (bentuk/wujud pementasan) dan pesan moral (makna kehidupan) melalui kreativitas pementasan teater.
Lakon dalam pementasan teater tradisional (teater rakyat dan teater istana) memiliki ciri tidak menggunakan naskah tertulis sebagaimana lakon pada teater non tradisional (modern).
Naskah lakon pada teater tradisional dituangkan dalam bentuk bedrip atau bagal, yaitu cerita bersifat garis besar dari adegan lakon yang akan di pentaskan. Lakon bersumber dari kisah roman, kisah 1001 malam (desik), kisah gambaran kehidupan sehari-hari, sejarah, legenda, babad, dan epos, yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Lakon teater berisi tentang kehidupan. Nilai-nilai kehidupan menjadi sumber ide dan gagasan dalam penyusunan/penulisan lakon/cerita.
Dalam lakon/kisah mengandung unsur konflik. Dengan adanya konflik berupa pertentangan yang alami pelaku, pemain atau tokoh dalam cerita akan mengalir dan berkembang.
Konflik cerita dalam lakon dapat dibangun dengan terjadinya pertentangan tokoh utama (protagonis) dan tokoh lawan (antagonis) atau tokoh utama dengan dirinya sendiri (intern conflict), seperti memilih keyakinan atau kejiwaan yang dihadapi.
Konflik cerita dapat terjadi apabila tokoh utama mengalami pertentangan dengan lingkungan (extern conflict), yaitu merubah suatu kebiasaan atau masyarakat adat yang dapat menimbulkan musibah, wabah, seperti penyakit, banjir, dan bencana lain yang ditimbulkan akibat pengaruh alam dan lingkungan masyarakat.
Lakon yang baik harus mempertimbangkan kejelian memilih lakon sesuai usia dan perkembangan peserta didik, memiliki daya tarik tematik, memiliki waktu yang cukup dalam penyiapan materi pementasan, lakon yang dibawakan menjadi wahana dan sarana pendidikan dalam berbagi pengalaman dengan positif dan bersama.
Ciri-ciri Lakon Rakyat dan Istana
Jenis-jenis Lakon Menurut Babak
Lakon dibangun oleh peristiwa dalam adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh, perupaan atau musik dalam seni pementasan.
Dalam satu babak terjadi lebih dari satu adegan. Babak adalah susunan dari beberapa adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting (tempat, waktu dan kejadian peristiwa).
Berdasar jumlah babak, lakon ada 2 jenis yaitu lakon pendek (terdiri dari 1 babak dengan beberapa adegan) dan panjang (terdiri dari 3-5 babak dengan beberapa adegan). Bentuk lakon dalam seni teater dan seni drama yaitu lakon tragedi, komedi, tragedi komedi dan melodrama.
1. Lakon Tragedi
Lakon tragedi mengandung unsur sejarah perjuangan, memiliki pola penceritaan kejayaan, keruntuhan, peran utama mengalami irama tragis, poima (itikad peran utama), mathema (peran utama mengalami hambatan), pathema (klimaks peran utama) berujung tragis, yaitu mengalami kecacatan (fisik–psikis) atau kematian.
2. Lakon Komedi
Lakon komedi pola penceritaannya diulang-ulang, menjadi bahan tertawaan, menghibur orang lain, penuh dengan satir (sindiran) dan berujung peran utama mengalami kebahagian atau tragis akibat perbuatan dirinya sendiri.
Lakon tragedi komedi, peran utama mengalami atau menjadi bahan tertawaan orang lain, berujung dengan tragis atau mengalami penderitaan bahkan kematian.
3. Lakon Melodrama
Lakon melodrama mengangkat tema keluarga, percintaan atau kisah dua sejoli yang berjuang dalam memadu kasih, berujung dengan kebahagian atau happy ending.
Unsur-unsur Dalam Lakon Teater
Unsur dalam lakon teater yaitu alur/jalan cerita, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Unsur-unsur dalam lakon teater harus mengandung keutuhan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance) dan fokus atau pusat penekanan sesuatu (right emphasis).
1. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat (hukum kausalitas). Alur ada 2 jenis yaitu maju dan mundur. Alur maju adalah rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z.
Alur mundur adalah cerita berjalan, yaitu, penggambaran cerita yang mengakhirkan bagian awal, disebut dengan flashback. Alur dalam cerita dibangun oleh struktur. Menurut Aristoles, struktur cerita sebagai berikut:
Keterangan gambar:
- Introduksi : Pengenalan tokoh
- Reasing Action : tokoh utama memiliki itikad
- Konflik : tokoh utama mengalami pertentangan
- Klimaks : terselesaikannya persoalan tokoh utama
- Resolusi : penurunan klimaks atau anti klimaks
- Konklusi : kesimpulan cerita atau kisah
2. Tema
Tema adalah pokok pikiran yang mengandung masalah yang diangkat, gagasan yang ditawarkan, dan pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat dalam tema cerita berisi persoalan kehidupan, seperti Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan pada suatu masyarakat tertentu.
3. Penokohan
Penokohan di dalam teater dibagi menjadi beberapa peran, yaitu protagonis, antagoni, deutragonis, foil, tetragoni, confident, raisonneur dan utility. Karakter adalah watak atau perwatakan yang dimiliki tokoh atau pemeran dalam lakon dengan ciri khusus berupa status sosial, fisik, psikis,dan intelektual.
4. Setting dan Sudut Pandang
Setting adalah unsur yang menunjukan tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Sudut pandang (point of view) adalah gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang/kreator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi.
Teknik Menyusun Naskah Lakon
Teknik menyusun naskah lakon ada 3, yaitu teknik menterjemahkan, adaptasi, sadur dan sanggit. Menterjemahkan adalah mengalihbahasakan atau translate dari bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia atau sebaliknya, bahasa daerah (Sunda, Jawa) ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya.
Adaptasi adalah teknik menyusun naskah lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah lakon seni teater yang bersumber dari cerita, kisah atau lakon yang ada, pernah tumbuh dan berkembang di daerah.
Mengadaptasi naskah sastra drama/lakon teater dapat dilakukan dengan cara meminjam kandungan isi tematik dan struktur lakon dari naskah aslinya. Namun bentuk lakonnya dapat disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator.
Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara mengubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi tidak menghilangkan dan merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya.
Sanggit adalah proses pengembangan cerita dari tematik yang ada atau pengembangan lakon dari sebuah adegan atau babak dalam lakon sehingga lakon yang disusun benar-benar baru, tidak sama dengan lakon asli yang dijadikan sumber gagasan lakon baru.
Sanggit hanya dapat dilakukan pada cerita, kisah, yang memungkinkan terjadinya pengembangan lakon atau cerita ke arah peristiwa dramatik, yaitu memiliki unsur konflik penokohan cerita/lakon yang jelas. Konflik adalah inti dari cerita atau kisah itu sendiri.
Daftar Pustaka:
Soetedja, Zackaria dkk. 2017. Seni Budaya SMA/MA SMK/MAK Kelas X Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.