Moral Value dari Film Harry Potter and The Sorcerer’s Stone

Siapa yang tidak tahu film series legendaris Harry Potter yang diadaptasi dari novel Harry Potter? Jika kamu salah satunya, kamu wajib menonton film satu ini lho. Atau kamu juga bisa membaca bukunya yang merupakan karya penulis terkenal JK.Rowling.

Film yang dirilis pada tahun 2001 ini punya cerita yang menarik dan banyak pelajaran yang bisa diambil lho. Apa saja? Yuk simak informasi berikut!

Moral Value dari Film Harry Potter and The Sorcerer’s Stone

film harry potter
Photo by Dzenina Lukac on Pexels.com

1. Kita harus belajar mempercayai orang lain

Di awal film, ada scene yang menunjukkan Professor Dumbledore dan Professor McGonagal sedang menuju ke sebuah rumah di Privet Drive untuk menitipkan seorang anak laki-laki. Professor McGonagal menanyakan siapa yang membawa anak laki-laki tersebut karena ini sangat penting.

Kemudian Professor Dumbledore mengatakan bahwa anak laki-laki yang masih bayi itu dibawa oleh Hagrid, sang penjaga sekolah sihir Hogwarts. Ada keraguan yang muncul dalam diri Professor McGonagal terhadap Hagrid untuk melakukan tugas ini. Namun, Professor Dumbledore meyakinkannya bahwa beliau mempercayai Hagrid untuk melakukan tugas ini.

Disini kamu dapat belajar bahwa kamu harus memberi kesempatan dan mempercayai orang lain. Jangan hanya karena orang tersebut tampak tidak mampu berarti kamu dapat meremehkannya. Tentu saja kamu tidak boleh melakukan hal itu.

Kita harus memberi kesempatan kepada siapapun untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan lainnya. Kita bisa melihat bagaimana orang tersebut berusaha dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kita percayakan kepada mereka.

2. Iri dan berbohong adalah perbuatan tercela

Dalam film tersebut terdapat scene yang menceritakan bahwa kakak dari Ibu Harry Potter yang bernama Bibi Petunia yang sebenarnya iri dengan Lily, ibu Harry Potter, mempunyai kekuatan sihir sehingga bisa sekolah di Hogwarts.

Rasa iri itu terus tumbuh hingga Lily mempunyai anak dan mengalami sebuah masalah yang menyebabkan kematiannya dan suaminya. Namun, Bibi Petunia berbohong kepada Harry Potter bahwa orang tuanya meninggal karena kecelakaan karena mereka tidak mau membahas tentang kemampuan sihir yang dimiliki oleh orang tua Harry Potter.

Disini kamu dapat belajar bahwa iri dan berbohong adalah perbuatan tercela. Karena perbuatan tercela akan mendapatkan hukumannya suatu hari nanti. Sama halnya dalam film tersebut yang akhirnya keluarga Bibi Petunia mendapatkan hukuman dari Hagrid yaitu munculnya ekor tikus pada anaknya, Duddley, karena sudah berbohong dan anaknya yang diam-diam memakan kue ulang tahun milik Harry Potter.

3. Berteman tidak boleh membedakan yang kaya dan yang miskin

Ketika Harry Potter bersama teman-temannya sampai pertama kali di Hogwarts, berita kedatangan Harry Potter membuat siswa baru heboh. Hal ini menarik perhatian Malfoy yang merupakan anak dari penyihir terpandang.

Malfoy mengajak Harry Potter untuk menjadi temannya saja daripada Harry berteman dengan Ron yang merupakan siswa dari penyihir yang tergolong biasa saja. Bahkan Malfoy sempat mengejek Ron. Hal ini membuat Harry lebih memilih berteman dengan Ron saja daripada Malfoy.

Kamu dapat belajar bahwa dalam berteman, kamu tidak boleh membedakan yang kaya dan yang miskin. Kamu tidak perlu malu mempunyai teman yang miskin asalkan akhlaknya baik daripada berteman dengan yang kaya namun suka meremehkan orang lain atau suka menghina orang lain. Kepribadian teman adalah salah satu kunci penting dalam berteman karena dapat mempengaruhi kepribadianmu kelak.

4. Jangan ragu untuk membela yang lemah

Dalam film tersebut ada scene dimana para siswa baru belajar cara menggunakan sapu terbang. Saat itu ada yang salah dengan sapu Neville sehingga dia terbang tanpa kendali dan mengalami kecelakaan.

Ketika sang guru membawa Neville ke rumah sakit, Malfoy mengambil Remembral milik Neville dan hendak membuangnya. Namun, Harry Potter segera membantu mengambilnya karena dia tidak ingin Malfoy menindas Neville.

Kamu dapat belajar bahwa dalam hidup kita harus saling tolong menolong. Saat menolong pun kita tidak boleh pilih kasih. Jangan ragu untuk membela yang lemah selama dia benar. Kamu akan mendapatkan kebaikan yang telah kamu tanam kelak.

Seperti Harry Potter yang membantu Neville dan akhirnya malah dipilih menjadi seeker tim Quidditch asrama Gryffindor yang pada umumnya siswa tahun pertama belum bisa masuk ke dalam tim tersebut.

5. Yang curang pada akhirnya akan kalah

Film tersebut menampilkan sebuah olahraga Quidditch yang sedang ada pertandingan antara asrama Slytherin dan Gryffindor. Kedua tim tersebut awalnya bermain dengan baik.

Karena tim dari Gryffindor terus mencetak gol dan membuat posisinya unggul dibandingkan tim dari Slytherin, akhirnya tim Slytherin melakukan perbuatan curang.

Walaupun kecurangan itu terus berlangsung dan membalikkan keadaan, namun akhirnya yang menang adalah tim dari Gryffindor karena Harry Potter berhasil menangkap golden snitch.

Disini kamu dapat belajar bahwa perbuatan curang tidak akan membuatmu menang. Walaupun kamu menang itu hanyalah sementara. Karena kecurangan pada akhirnya akan terungkap dan kejujuranlah yang akan menang pada akhirnya. Jadi, jangan coba-coba berbuat curang ya.

6. Keserakahan tidak akan pernah membawa kebaikan

Ketika film mencapai klimaksnya, yaitu pertarungan antara Harry Potter dan Voldemort. Disini kamu dapat belajar bahwa keserakahan tidak akan pernah membawa kebaikan.

Voldemort yang menginginkan batu bertuah untuk bisa hidup selamanya mencoba membujuk Harry Potter yang menjaga batu tersebut. Kenapa Voldemort tidak berhasil?

Karena tujuan utama ketika Voldemort bisa mendapatkan batu bertuah itu agar dia bisa kembali utuh, menguasai dunia dengan sihir jahat, dan membunuh Harry Potter. Tentu saja ini bukan hal yang baik bukan?

Oleh karena itu, dengan kekuatan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya yang telah dibunuh oleh Voldemort telah melekat pada diri Harry Potter dan dapat mengalahkan kekuatan Voldemort yang saat itu masih menumpang pada tubuh Professor Squirrel. Akhirnya, Voldemort pun kalah. Dalam hidup kita tidak boleh serakah.

Karena serakah tidak akan pernah membawa hidupmu dalam kebaikan karena kamu selalu ingin lebih dan lebih tanpa pernah bersyukur.

Itulah enam pelajaran yang bisa kamu ambil dari film Harry Potter and The Sorcerer’s Stone. Jangan lupa bagikan informasi ini kepada teman-temanmu ya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Kisah Inspiratif Pengguna Quipper Video

Kisah Inspiratif Pengguna Quipper Video – Lulus SBMPTN dan masuk PTN adalah menjadi …