Field Trip Full Enjoy Learning | Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengarahkan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan potensi siswa dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).
Pembelajaran dengan metode field trip memberikan siswa pengalaman baru yang kadang tidak ditemukan pada saat penjelasan teori di kelas. Tahapan melakukan field trip yaitu plan, do dan see.
Dengan metode field trip yang berjalan dengan lancar, penuh kegembiraan dan menyenangkan dapat mempertinggi hasil belajar. Dalam metode field trip siswa sudah langsung diajak bersama-sama mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi dengan full enjoy.
Menurut Sagala (2008:2104) metode karya wisata (field trip) adalah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh siswa untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Field Trip dilakukan di bawah bimbingan guru untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Field Trip berbeda dengan tamsya yang bertujuan untuk mencari hiburan dengan field trip siswa diikat oleh tujuan dan tugas belajar.
Kemudian Yamin (2008:118) mengatakan bahwa belajar tidak mesti di dalam kelas, belajar dapat dilakukan di alam bebas. Ketika siswa sudah jenuh di dalam kelas, kita sebagai guru dapat membawa mereka dalam bentuk wisata untuk menumbuhkan minat belajar baru dan waktunya diatur sehingga tidak mengganggu jam pelajaran, misalnya pada hari libur atau diluar jam pelajaran. Apalagi sebenarnya proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka sudah sejak zaman Yunani kuno (Ancok,2003:1)
Field Trip merupakan salah satu cara memberikan pengalaman berharga pada peserta didik untuk membangun pengetahuan awal dan merekonstruksi pengetahuan sebelumnya menjadi pengetahuan baru. Field trip adalah kegiatan yang memberikan pengalaman tingkat tinggi pada peserta didik (Hurley,2006)
Sagala (2008:215) mengemukakan beberapa kelebihan field trip yaitu:
- Siswa dapat mengamati kenyataan beraneka ragam dari dekat
- Siswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan
- Siswa dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung
- Siswa dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the spot
- Siswa dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensih Kelebihan dari field trip yaitu siswa dapat menyaksikan secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat kunjungan, siswa mendapatkan pemantapan teori-teori yang pernah mereka pelajari di sekolah dengan kenyataan aplikasi yang diterapkan pada obyek yang mereka kunjungi. Dalam hal ini bisa juga mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dan ikut serta atau mencoba dan membuktikan secara langsung.
Sedangkan kekurangan dari field trip menurut Sagala (2008:2015) yaitu:
- Perlu merumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tegas
- Membuat rumusan tujuan yang jelas dan konkrit
- Penentuan tugas-tugas yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah pelaksanaan karya wisata
- Rencana penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil field trip
- Rencana selanjutnya sebagai kelanjutan pengalaman hasil field trip
Waktu yang diperlukan cukup panjang apalagi persiapan atau pun pelaksanaan acara tersebut tidak diatur dengan baik, pembiayaan dalam sebuah karya wisata merupakan beban tambahan yang akan memberatkan siswa yang orang tuanya kurang mampu, field trip akan berubah jadi piknik karena persiapan yang tidak matang dan beberapa acara inti sering terabaikan karena pelaksanaan acara tidak tepat pada waktunya.
Tahapan melakukan Field Trip
Plan (Perencanaan)
Agar field trip terlaksana sebagaimana yang diharapkan perlu direncanakan dengan matang segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum, selama dan setelah field trip. Program yang direncanakan dapat dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Merumuskan tujuan (contoh: mengamati macam-macam hewan, klasifikasi makhluk hidup dan adaptasinya). Hal-hal yang menjadi bahan perencanaan adalah lokasi dan waktu kunjungan/perjalanan, perlengkapan siswa baik pribadi maupun kelompok. Pemilihan lokasi tujuan field trip direncanakan dengan pertimbangan waktu yang diperlukan, jarak, jumlah peserta, lokasi dan biaya kegiatan yang sesuai dengan materi pelajaran.
Do (Pelaksanaan Kegiatan)
Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat field trip dengan bimbingan guru. Sebelum siswa melakukan observasi, terlebih dahulu diadakan breafing, tujuannya adalah mengingatkan apa saja yang akan dilakukan siswa selama waktu yang disediakan. Siswa sudah dibekali LKS perorang dan selanjutnya disesuaikan dengan kesepakatan dengan kelompok masing-masing. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan pada fase perencanaan.
Setelah kegiatan observasi selesai, semua siswa berkumpul kembali untuk membicarakan langkah yang akan dilakukan dalam melaporkan hasil observasi mereka. Siswa membagi tugas dalam membuat laporan baik secara tertulis maupun secara lesan misal mempersiapkan media presentasi. Dalam pembuatan laporan siswa diberi waktu kurang lebih 30 menit sambil persiapan pulang kembali ke sekolah.
See (Refleksi)
Setelah melakukan kegiatan field trip, semua hal yang dialami dan diperoleh dilaporkan baik secara tertulis maupun secara lisan di depan kelas. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk memprsentasikan hasil temuannya dengan menyertakan foto atau rekaman video pada pertemuan minggu berikutnya. Seluruh kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi mereka dengan menggunakan media power point dengan kreativitas yang tinggi.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru meluruskan apa yang kurang tepat, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab oleh kelompok penyaji, misal kesalahan dalam penulisan kata ilmiah.
Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tes yang berhubungan dengan materi pelajaran yang tercakup dalam pembahasan sebelum field trip dan setelah field trip.