Siapa nih di antara kamu yang bercita-cita menjadi seorang jurnalis? Yap, pekerjaan menjadi jurnalis atau wartawan mungkin terbesit di benak sebagian besar dari kamu. Selain masalah gaji yang cukup menjanjikan, profesi satu ini juga memiliki dampak luar biasa kepada masyarakat khususnya dalam menginformasikan suatu peristiwa.
Nah, sejak zaman dahulu, Indonesia sendiri telah melahirkan banyak jurnalis terkenal yang memiliki segudang karya. Tak hanya itu, jurnalis tersebut juga terkenal karena kepiawaiannya dalam menyusun sebuah informasi hingga ketajaman dalam menulis.
Pada kesempatan kali ini, penulis hendak membagikan beberapa informasi seputar tokoh pers Indonesia yang ternama dan memiliki segudang prestasi. Siapa tahu di antara mereka ada yang bisa menjadi inspirasimu menjadi seorang jurnalis yang handal. Yuk, simak langsung ulasannya di bawah ini!
Tokoh Jurnalis Indonesia
1. Tirto Adhi Soerjo
Tokoh pers Indonesia yang pertama adalah Tirto Adhi Soerjo. Beliau juga dikenal sebagai perintis dari media surat kabar dan jurnalisme di Indonesia guys. Lahir di Blora, Jawa Tengah pada tahun 1880, beliau berasal dari keturunan bangsawan. Nama pena yang sering digunakan oleh Tirto Adhi Soerjo adalah T.A.S.
Pada mulanya beliau menerbitkan surat kabar Soenda Berita, tetapi berhasil melejit dengan surat kabar Medan Prijaji yang terbit pertama kali pada tahun 1907 guys. Surat kabar Medan Prijaji sendiri terkenal karena menjadi surat kabar pertama yang menggunakan Bahasa Melayu serta seluruh wartawan hingga pekerjanya merupakan pribumi Indonesia asli guys.
Selain itu, beliau menerbitkan surat kabar Medan Prijaji sebagai sebuah media untuk membangkitkan minat baca dari masyarakat Indonesia serta melakukan kritik besar-besaran terhadap kolonial Belanda. Menariknya, perjuangan beliau menjadi inspirasi salah satu penulis besar Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer.
2. Rosihan Anwar
Next, tokoh pers Indonesia yang juga memiliki peran cukup besar dalam perkembangan pers adalah Rosihan Anwar. Selain sebagai seorang tokoh pers, beliau merupakan sastrawan serta sejarawan yang ulung asal Indonesia. Ada banyak karya dan penelitian yang telah beliau terbitkan guys.
Rosihan Anwar sendiri lahir di Sumatera pada masa kependudukan dari Hindia Belanda. Karier di industri persnya dimulai pada saat ia menjadi reporter untuk surat kabar Asia Raya pada tahun 1943. Yap, beliau memang memulai karier persnya di zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Selain bergiat di industri pers, Rosihan Anwar juga menerbitkan beberapa buku hingga berperan di berbagai film buatan sutradara Indonesia guys. Kebanyakan buku atau karya yang ia tulis berfokus pada jurnalisme dan perkembangannya di Indonesia.
3. Mochtar Lubis
Siapa sih yang tak kenal dengan sastrawan satu ini? Yap, sebagai salah satu tokoh pers Indonesia, Mochtar Lubis tidak hanya berkarya di bidang fiksi melainkan juga dalam berbagai karya-karya non–fiksi.
Menariknya, beliau merupakan salah satu tokoh yang turut mendirikan kantor berita ANTARA yang sampai saat ini masih eksis dan menjadi rujukan bagi beberapa media di Indonesia. Tak hanya itu, kariernya juga melejit ketika mendirikan majalah sastra Horison yang turut melahirkan penulis-penulis berbakat asal Indonesia.
Selain bergiat di bidang jurnalisme, Mochtar Lubis merupakan seorang penulis yang ulung. Banyak novel-novel karya beliau yang mempengaruhi perkembangan kesusastraan di Indonesia guys. Mulai dari Jalan Tak Ada Ujung (1952), Harimau! Harimau! (1975), hingga Manusia Indonesia (1977), dan masih banyak lagi.
4. Rohana Kudus
Next, ada tokoh pers Indonesia asal Sumatera Barat yang didapuk menjadi jurnalis perempuan pertama asal Indonesia. Beliau lahir pada tahun 1884 dan memiliki banyak pengaruh, khususnya dalam memberantas buta huruf yang dialami mayoritas perempuan di masa tersebut guys.
Pada mulanya beliau memiliki minat yang besar dalam pendidikan, sehingga mendirikan sebuah sekolah kerajinan di tahun 1905 yang bergerak di bidang kerajinan untuk perempuan. Namun, komitmen yang kuat tidak hanya terbatas pada persoalan pendidikan, Rohana akhirnya mendirikan sebuah surat kabar tahun 1912.
Surat kabar tersebut bernama Soenting Melajoe yang menggunakan bahasa Melayu dengan fokus mengenai perempuan. Di surat kabar inilah karier Rohana sebagai seorang jurnalis dimulai, beliau menulis hingga menjadi seorang pemimpin redaksi surat kabar. Tujuan utama pendiriannya pun untuk meningkatkan pendidikan perempuan Indonesia.
5. B. M. Diah
Tokoh pers Indonesia berikutnya adalah B. M. Diah lahir pada tahun 1917. B. M. Diah sendiri merupakan singkatan dari Burhanuddin Mohammad Diah. Beliau tidak hanya dikenal sebagai tokoh pers, melainkan juga diplomat hingga pejuang kemerdekaan.
Kariernya di dunia pers dimulai ketika Burhanuddin kembali ke kampung halamannya di Medan dan menjadi redaktur harian bagi koran lokal bernama Sinar Deli. Setelahnya ia pergi ke Jakarta dan bekerja sebagai jurnalis harian di koran ternama di masanya, yakni Sin Po.
Pada tahun 1945, tepatnya dua bulan setelah kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus, Burhanuddin mendirikan Harian Merdeka dan menjadi pemimpin redaksi. Bersama dua temannya, Joesoef Isak yang menjadi wakil serta Rosihan Anwar sebagai redaktur mereka memimpin Harian Merdeka.
6. Ani Idrus
Kembali ke salah satu tokoh pers Indonesia perempuan bernama Ani Idrus. Beliau merupakan seorang jurnalis senior juga pendiri dari Harian Waspada. Awal kariernya dimulai sebagai seorang wartawan di majalah Panji Pustaka, kemudian Sinar Deli Medan pada tahun 1939.
Bersama suaminya, H. Moh. Said, beliau mendirikan Harian Waspada dan menerbitkan majalah bernama Dunia Wanita. Sebagai seorang wartawati senior, beliau juga turut mendirikan organisasi PWI atau Perkumpulan Wartawan Indonesia, hingga PWI cabang Medan pada tahun 1951.
7. Jakob Oetama
Siapa sih yang ga kenal dengan jurnalis satu ini? Yap, kamu pasti sudah tidak asing dengan media besar Indonesia saat ini yaitu Kompas. Tahukah kamu kalau pendiri surat kabar tersebut adalah Jakob Oetama yang juga pernah menjadi Direktur Kompas Gramedia bahkan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia?
Yap, pada mulanya tokoh pers Indonesia satu bekerja sebagai seorang guru di SMP hingga banting setir menjadi seorang redaktur serta editor. Ia merupakan redaktur Mingguan Penabur pada tahun 1956 dan turut mendirikan majalah Intisari pada tahun 1963 bersama teman dekatnya P. K. Ojong.
Di tahun 1956, masih bersama P. K. Ojong, Jakob mendirikan Harian Kompas yang ia kelola hingga tahun 2020. Sampai saat ini, Kompas menjadi salah satu media Surat Kabar terbesar Indonesia yang merambah bisnis di berbagai sektor.
8. P. K. Ojong
Tokoh pers Indonesia yang terakhir adalah P. K. Ojong atau Petrus Kanisius Ojong. Beliau merupakan teman dari Jakob Oetama yang juga berperan sebagai pendiri dari Kompas Gramedia.
Sama seperti Jakob, pada mulanya beliau merupakan seorang guru SD yang gemar mempelajari jurnalistik. Karier jurnalistiknya baru dimulai ketika ia bergabung ke majalah Star Weekly sebagai seorang kontributor hingga naik jabatan menjadi pemimpin redaksi surat kabar tersebut.
Sama seperti Jakob Oetama, P. K. Ojong bergiat mendirikan Harian Kompas hingga menjadi surat kabar nasional di Indonesia sampai akhir hayatnya di tahun 1970. Sebelum akhir hayatnya beliau merupakan pimpinan umum dari PT Gramedia yang bergerak di bidang pers dan penerbitan.
Yap, di atas adalah beberapa tokoh jurnalis Indonesia yang memiliki segudang prestasi dan juga kontribusi besar dalam memajukan industri pers di negeri tercinta kita ini. Bagaimana, sejauh ini adakah yang menarik perhatian hingga menjadi inspirasi bagimu guys?
Untuk kamu bercita-cita menjadi seorang jurnalis, maka penulis sangat mendukungmu untuk meraih cita-cita tersebut. Belajar dengan rajin, kemudian hasilkan berbagai tulisan yang dapat membantu sesama serta memajukan industri pers di Indonesia. Semangat teman-teman!